Terkadang orang berpikir bahwa untuk bahagia itu harus memiliki ini dan itu. Dan, pada dasarnya itu tidak masalah. Namun kalau kita mau melihat dengan seksama sesungguhnya orang yang bahagia itu adalah yang bisa memberikan cinta.
Mengapa Imam Syafi’i bisa menjadi ulama yang begitu hebat? Karena dia mencintai ilmu dan senang mengamalkannya.
Imam Nawawi pengarang Arbain Nawawi pun rela tidak menikah karena memberikan cintanya untuk ilmu agar dirinya bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.
Baca Juga: Agar Pemimpin Mendapat Cinta
Jadi orang yang memberikan cinta ia pasti akan bahagia. Itulah mengapa para sahabat Nabi menerapkan Alquran dengan penuh cinta.
Dampak Cinta
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Man ahabba syai’an katsura dzikruhu.”
Artinya orang yang memberikan cinta dia akan terus memberikan perhatian seluas-luasnya kepada sesuatu yang ia cintai.
Rasulullah mencintai Allah subhanahu wa ta’ala maka ia menjadikan salat sebagai tempat untuk mengunduh kekuatan.
Salat bahkan menjadi sebuah hal yang mengistirahatkan penatnya pikiran dan mental akan segala jenis tantangan kehidupan yang terus datang.
Dalam sejarah kita mengetahui bahwa cinta pula yang membuat seorang Umar bin Khattab rela melakukan patroli di malam hari untuk memastikan tidak ada penduduk Madinah yang lapar.
Cinta kepada Allah membuat Umar tidak perlu sibuk membawa protokoler yang menyiarkan kebaikannya.
Cinta Kita?
Pernah melihat orang mengeluarkan uang begitu besar untuk datang menyaksikan sebuah pertandingan, katakanlah sepak bola?
Mengapa ia rela membelanjakan uang yang ia himpun sekian lama untuk sebuah pertandingan sepak bola. Jawabannya jelas dia mencintai sepak bola.
Baca Lagi: Yang Membahagiakan
Jadi orang hanya akan melakukan sesuatu yang ia cintai. Bahkan sekedar bernyanyi pun, ia akan melantunkan lagu dari sosok vokalis yang ia gemari.
Oleh karena itu kalau memang seseorang ingin masa depannya bahagia, sejak sekarang ia harus memberikan cinta pada jalan yang harus ia tempuh. Orang yang punya cinta akan selalu punya tenaga.
Akan tetapi orang yang mencintai kesalahan pasti bertemu dengan penderitaan. Untuk itu harus kita pastikan, ke mana kita memberikan cinta.
Rasulullah SAW mengajarkan doa, “Aku memohon kepada-Mu agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai amal yang mendekatkan diriku untuk mencintai-Mu.*