Home Hikmah Berbahagialah dengan Sahabat dan Saudara
Berbahagialah dengan Sahabat dan Saudara

Berbahagialah dengan Sahabat dan Saudara

by Imam Nawawi

Menjadi Muslim sebenarnya anugerah indah dan luar biasa. Hanya ketika orang mengerti Islam ia akan tahu nikmat sahabat dan saudara. Karena itu sikap utama yang harus hadir dalam kesadaran kita adalah berbahagia dengan sahabat dan saudara.

Dalam sejarah Nabi Muhammad SAW kita bisa temukan fakta bahwa kemenangan gemilang membangun peradaban bukan karena kekuatan seorang individu belaka. Tetapi sahabat dan persaudaraan.

Bahkan kala hijrah ke Madinah, langkah paling utama yang Rasulullah SAW ambil adalah mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar.

Baca Logi: Sahabat dan Setengah Abad Hidayatullah

Mempersaudarakan dalam konteks kekinian bermakna mempersatukan, sehingga satu sama lain bukan lagi berinteraksi atas pandangan darah dan biologis, tetapi iman, kebaikan dan kemaslahatan bahkan peradaban.

Saling Menguatkan

Apa hikmah dari mempersaudarakan yang jadi agenda utama Nabi SAW kala itu?

Tiada lain adalah agar satu sama lain saling menguatkan.

Secara psikologis kita tahu bahwa orang yang meninggalkan kampung halaman berada dalam tekanan dan kebimbangan yang tidak ringan.

Mereka merasa jauh dari keluarga dan di tempat baru belum tentu bisa berbuat banyak. Langkah mempersaudarakan menjadikan satu sama lain saling menguatkan.

Anshar selalu menjadi pihak yang mau dan terdepan membantu kesulitan saudara seiman dari kaum Muhajirin.

Nah, spirit ini harus menjadi sebuah kesadaran diri kita semua, sehingga dalam interaksi kehidupan sehari-hari, satu sama lain bisa saling menguatkan dalam kebaikan.

Terapkan Iman dengan Sahabat

Kadang kita tidak sadar bahwa sahabat ada aturannya dalam Islam. Kita dianjurkan saling menasihati bukan menyakiti.

Suatu waktu seorang Baduwi datang kepada Nabi.

Dia meminta nasihat kepada Nabi. Lalu Rasulullah berpesan, “Bertakwalah kepada Allah.”

Nabi pun melanjutkan, “Jika ada orang yang mencelamu dengan sesuatu yang dia mengetahui ada padamu, maka jangan kamu mencela dia dengan sesuatu yang kamu ketahui ada padanya.’

Kemudian Nabi SAW menegaskan, “Biarlah dia yang menanggung dosa, sedangkan kamu memeroleh pahala. Janganlah kamu sekalipun memaki sesuatu.”

Artinya silakan berbicara dan membahas apapun bersama sahabat. Tetapi jangan sampai lupa bahwa ucapan dan kalimat kita harus baik, menghormati dan menghargai. Jangan merendahkan satu sama lain.

Baca Lagi: Inilah Hakikat Hidup yang Sesungguhnya

Nah, adakah ajaran yang indah seperti ini tidak manusia butuhkan?

Jadi mari renungkan dan semoga Allah bimbing kita mulai detik ini bisa menghargai sahabat, bahkan mendoakan dan memuliakannya. Bukan sebaliknya.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment