Home Hikmah Semakin Berani Akan Semakin Takut
Jadilah berani dan pemenang sejati

Semakin Berani Akan Semakin Takut

by Mas Imam

Shubuh ini saya langsung melakukan beberapa kegiatan, di antaranya membuka Alquran. Bertemulah dengan sebuah ayat yang menjelaskan bahwa semakin berani manusia akan semakin takut.

Pemahaman ini saya ambil dari memerhatikan ayat ke 95 dari Surah Al-Baqarah.

“Tetapi, mereka tidak akan menginginkan kematian itu sama sekali karena dosa-dosa yang telah dilakukan tangan-tangan mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim.”

Baca Juga: Nikmatnya Menguliti Diri Sendiri

Ibn Katsir menjelaskan, “Artinya, Allah mengetahui segala sesuatu tentang mereka, bahkan pengingkaran mereka terhadap (ajakan Rasul). Seandainya mereka menginginkan kematian itu pada saat Rasulullah SAW mengajaknya, niscaya tidak akan ada di muka bumi ini seorang pun dari kaum Yahudi, melainkan akan mati.”

Peristiwa Penting

Ayat di atas diawali oleh sebuah peristiwa yang cukup menarik kita lihat lebih jauh.

Jadi suatu waktu orang-orang Yahudi mengatakan bahwa mereka itu anak Allah dan kekasih-Nya. Lalu mengatakan, “Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi dan Nasrani.”

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW mengajak orang-orang Yahudi itu bermubahalah. Mubahalah juga disebut tamanni yang artinya pengharapan atau keinginan.

Dalam mubahalah mereka diajak mendoakan keburukan kepada salah satu kelompok yang berdusta, baik itu kelompok Muslimin atau pun Yahudi.

Namun, orang-orang Yahudi menolak ajakan mubahalah itu. Maka saat itu terjadi semua orang mengetahui bahwa orang-orang Yahudi itu zalim. Sebab jika mereka benar-benar teguh dengan pengakuannya, pasti mereka menjadi kelompok yang paling dahulu tampil untuk mubahalah. Faktanya tidak, mereka ketakutan.

Ajakan mubahalah ini juga pernah dilakukan oleh Nabi kepada orang-orang Nasrani Najran.

Namun, mereka juga sama, tidak mau alias menolak. Satu di antara mereka berkata, “Demi Allah, jika kalian bermubahalah dengan Nabi ini, niscaya kalian akan musnah dalam sekejap.”

Keberanian Buruk

Dari apa yang mejadi asbabun nuzul ayat di atas, kita bisa menarik satu garis pemahaman bahwa orang yang secara sengaja, berani menabrak aturan dalam kehidupan, pasti ketakutan dengan apa yang diperbuatnya sendiri.

Berani harus karena iman, jangan kejahatan

Berani harus karena iman, jangan kejahatan

Mengapa itu bisa terjadi? Pertama, tidak lain karena manusia memiliki fitrah dan hati nurani. Keduanya tidak mungkin tunduk pada kedustaan dan perilaku menyimpang apalagi melawan kebenaran.

Kedua, dirinya sadar bahwa kesalahan berhadapan dengan kebenaran tidak akan pernah bertemu dengan kemenangan. Sedangkan di sisi lain mereka mengerti betul, semua ungkapan dan pengakuan mereka, benar-benar tidak bisa mereka buktikan.

Ketiga, orang-orang Yahudi dan Nasrani itu mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia yang tidak bisa dipungkiri kejujuran dan kebenaran imannya.

Jadi kalau mau berani, maka beranilah dalam kebenaran, jangan dalam kejahatan, yang menjadikan diri kehilangan akal sehat, nurani dan tentu saja kehormatan dan harga diri di hadapan Tuhan.

Fenomena Kehidupan

Jika itu kita tarik dalam fenomena kehidupan manusia hingga era digital ini, cenderung orang yang salah akan terus menerus membela diri dengan pengakuan demi pengakuan.

Baca Juga: Mudahnya Memahami Kiamat dalam Versi Gus Baha

Dan, semakin ia berani berbuat buruk dan jahat, akan semakin ditikam ketakutan lahir dan batin. Ia tampak berani bicara dusta tapi batinnya sudah merana dan tak berdaya.

Oleh karena itu, amatlah rugi orang yang merasa aman melakukan kejahatan sedangkan cepat atau lambat keadilan akan tegak.

Sebagaimana hal itu terungkap pada akhir kehidupan Fir’aun, Qarun dan kaum Nabi serta Rasul yang ingkar. Hingga sebuah skenario buruk yang merugikan kehidupan banyak orang.

Daripada diri takut terhadap tersingkapnya kebenaran, lebih baik diarahkan rasa takut itu kepada Allah, sehingga kala lahir sikap berani, maka itu akan menjadi kekuatan yang dapat memperbaiki keadaan, mulai dari diri, keluarga, lingkungan bahkan zaman.

Mas Imam Nawawi_Penulis Hikmah

Related Posts

Leave a Comment