Alquran sebagai mukjizat bukan sekedar untuk dibaca secara biasa. Tetapi juga menjadi pelajaran. Sungguh Alquran adalah kitab yang membentang pelajaran demi pelajaran dalam kehidupan.
“Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan [Alquran].” (QS. Thaha: 99).
Baca Juga: Menghidupkan Alquran
Ayat itu merupakan penegasan dari kisah tentang Nabi Musa Alayhissalam yang Allah perintahkan berjalan pada malam hari meninggalkan Fir’aun dan bala tentaranya.
“Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut [akan tenggelam].'” (QS. Thaha: 77).
Tadabbur
Pada ayat tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa siapa yang komitmen dalam perjuangan (fisabilillah), pasti akan Allah berikan pertolongan dan keselamatan.
Nabi Musa secara kalkulasi materi tentu kalah telak dengan kekuatan Firaun.
Dalam soal pasukan saja. Firaun memiliki tentara terlatih.
Sedangkan yang Nabi Musa bawa adalah orang-orang tak berdaya, sebagiannya adalah mantan budak-budak bangsa Mesir.
Tetapi mengapa Nabi Musa yakin menang? Tidak lain karena ada Allah yang Maha Menolong.
Sementara mengapa Firaun tenggelam bersama bala tentaranya? Karena Allah pasti memberi siksa kepada manusia yang melampaui batas.
Jadi, kalau kita mentadabburi Alquran, akan kita temukan secara pasti, kemenangan hanya datang dari pertolongan Allah.
Sebagai Muslim, kita tidak perlu bertanya bagaimana Allah akan menolong kita. Yang penting hadir dalam pikiran dan hati kita adalah bahwa Allah pasti akan memberikan pertolongan.
Perkara ini tidak mudah. Butuh keyakinan. Oleh karena itu Allah datangkan kisah-kisah dalam Alquran. Supaya kita benar-benar mengambil pelajaran.
Terus Membaca
Dengan demikian kebutuhan paling penting diri ini terhadap Alquran adalah terus membaca.
Membaca untuk mengambil pelajaran. Memerhatikan untuk membentuk sistem berpikir dan keyakinan serta kesadaran.
Membaca untuk melangkah melakukan hal-hal konkret dalam kehidupan untuk bertahap membuat sebuah perubahan. Minimal perubahan dalam diri dan keluarga.
Baca Lagi: Selalu Menimba Ilmu
Menariknya, Alquran tidak mendorong manusia yang mempelajarinya merasa hebat dan kuat. Melainkan semakin sadar posisi sebagai hamba yang lemah.
Karena itu Alquran menghendaki kita seperti para kekasih Allah, Nabi dan Rasul yang tak pernah mengisi kehidupan, melainkan dengan senantiasa yakin akan pertolongan Allah.
Yakin yang kemudian mewujud dalam upaya nyata melalui doa-doa, sabar, ikhtiar dan syukur selalu kepada-Nya.*