Home Artikel Belajar Kepada Anwar Ibrahim
Belajar Kepada Anwar Ibrahim

Belajar Kepada Anwar Ibrahim

by Imam Nawawi

Semalam sebenarnya sudah cukup lelah. Namun, melihat ada tayangan dari Perdana Menteri Malaysia, saya kira patut untuk belajar kepada Anwar Ibrahim.

Sejak resmi jadi perdana menteri, berkunjung ke Indonesia adalah agenda perdana dalam lawatan luar negerinya.

Usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, anwar Ibrahim hadir sebagai pembicara dalam acara CT Corp Leadership Forum di Menara Bank Mega, Jakarta.

Baca Juga: Cara Berpikir Minimal Seorang Pemimpin

Dalam amatan saya pada layar smartphone terdapat banyak tokoh bangsa, seperti M. Nuh, Hatta Rajasa, termasuk Sandiaga Uno, CT itu sendiri bahkan beberapa wajah yang akrab di layar kaca.

Mereka menyimak uraian kata yang Dato’ Anwar Ibrahim jabarkan. Semua seakan sepakat, bahwa penjelasan Anwar Ibrahim malam itu benar-benar luar biasa.

Anti Pesimisme

Sahabat pembaca yang budiman mungkin juga telah menonton video dari Dato’ Seri Anwar Ibrahim itu. Jadi, saya akan mengambil kalimat-kalimat beliau yang quotable saja.

“Tapi saya tidak mewakili pandangan yang pesimis dalam politik atau ekonomi sebab saya survive. Kalau tidak, pingsan lama di penjara. Tapi, dalam keadaan paling rumit di penjara saya masih optimistis. Insyaallah ini masalah waktu, dengan pertolongan Allah kemenangan akan tercapai dekat dekat itu kita hanya mampu berdoa.”

Inilah jiwa sang Dato’ tak kenal yang namanya pesimisme, betapapun keadaan seakan tidak akan pernah memberikan jalan.

Demokrasi Bermutu

Kemudian Dato’ berbicara soal demokrasi. Kata yang sangat akrab dengan telinga bangsa Indonesia.

“Kemarin di kedutaan Malaysia saya menyebutkan apa yang pernah dikatakan Francis Fukuyama tentang akuntabilitas demokrasi. Kita ribut dengan hiruk-pikuk bicara demokrasi tapi bukan akuntabilitas. Demokrasi tidak bisa ditentukan legitimasi kehebatannya semata-mata dalam pemilu, tetapi relevansinya bagi kita berdasarkan pertimbangan nilai dan moral, moral dan etika, harus tentang akuntabilitas.”

Jangan Terjebak Slogan

Lebih dalam lagi Dato’ mengingatkan diri untuk selamat dari watak yang hanya tahu slogan tetapi lemah dalam amalan.

“Apa daya mereka harus jujur dalam menjalankan amanah, mengemban amanah korupsi atau korupsi yang sudah menjadi budaya di negara-negara Islam. Makin kuat slogan Islam, makin banyak dana yang hilang.”

Baca Lagi: Makna Kekuasaan

Saya pun tanpa terasa sampai pula pada akhir pemaparan sang Dato’. Benar-benar luar biasa.

Dan, semoga ini menjadi pencerahan bagi semua tokoh negeri yang hadir, agar jangan merasa berkuasa lalu semena-mena bahkan terhadap pikiran kemajuan yang sepintas terkesan berbeda atau mungkin dipandang bertentangan.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment