Home Artikel Beda Pendapat, Siapa Bisa Atasi Dialah Problem Solver
Beda Pendapat, Siapa Bisa Atasi Dialah Problem Solver

Beda Pendapat, Siapa Bisa Atasi Dialah Problem Solver

by Imam Nawawi

Beda pendapat, siapapun sepertinya pernah bertemu atau bahkan mengalaminya. Ya, setiap orang pasti tidak sama, mulai dari latar belakang, pendidikan, cara memandang dan lain sebagainya. Oleh sebab itu beda pendapat adalah hal yang ada dimana-mana. Tetapi, siapa bisa mengatasi beda pendapat, dia akan jadi problem solver.

Setiap orang perlu memahami bagaimana cara mengatasi perbedaan pendapat. Jelas ini butuh ilmu, skill dan pengalaman yang tidak instan. Lebih-lebih kalau beda pendapat pada level mengelola bangsa dan negara, jelas bukan hal mudah.

Baca Juga: Diskusi Politik Beradab

Secara arti perbedaan pendapat adalah sentimen atau filsafat non-persetujuan atau perlawanan terhadap gagasan, seperti ketidaksetujuan terhadap kebijakan pemerintah maupun lainnya.

Langkah

Pernah saya menyimak video Dr Indrawan Nugroho soal bagaimana mengelola beda pendapat.

Saran beliau tampak simpel, sekalipun butuh effort untuk melakukannya.

Pertama, beda pendapat itu bisa menjadi bahan untuk lahirnya inovasi. Dengan syarat beda pendapat itu dikelola dengan baik.

Kedua, sebelum melakukan diskusi, hendaknya setiap orang telah mengenal dengan baik apa sesungguhnya yang jadi masalah kemudian apa outcome yang hendak dihasilkan.

Ketiga, tuangkan semua ide peserta diskusi dalam tulisan, lalu masing-masing ide dalam tulisan itu dibahas secara menyeluruh.

Langkah-langkah itu menarik untuk kita pahami dan praktikkan dalam menghasilkan diskusi yang kaya. Dan, ingat diskusi yang kaya hanya mungkin terjadi, kalau ada beda pendapat. Kalau semua pendapat sama, selesai sudah.

Penyampaian

Agar beda pendapat tidak berputar pada sentimen dan pemikiran tidak mau setuju, maka masing-masing peserta diskusi harus mampu mengendalikan diri.

Jauhi argumentasi yang dapat membangkitakan emosi. Kalau ini terjadi, pihak yang mudah terbakar emosinya akan kehilangan akal.

Akibatnya lupa substansi dan menyerang balik dengan target yang penting menang. Tidak lagi memperhatikan idenya relevan dan perlu atau tidak.

Baca Lagi: Buruknya Pemimpin Tuli

Dan, kalau ternyata diskusi belum menemukan titik temu sementara waktu mendekati injury time, maka pemimpin harus mampu mengambil keputusan tegas.

Namun apapun jenis langkah yang kita anggap penting, hal mendasar yang harus ada adalah sifat sabar. Karena hanya kesabaran yang membuat satu sama lain tetap solid, bersaudara dan bertenaga. Maka siapa bisa mengatasi beda pendapat, ia akan jadi problem solver.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment