Publik dunia di berbagai kota di banyak negara mulai turun aksi menyampaikan rasa cinta dan pembelaan kepada rakyat Palestina.
Dilaporkan aksi itu berlangsung di banyak tempat, seperti Inggris, Jerman, Belanda, Amerika Serikat hingga Irak dan Australia.
Baca Juga: Apa Hebatnya Orang Palestina
Pertanyaannya, mengapa dukungan itu membanjiri eksistensi warga Palestina?
Setidaknya ada beberapa sebab, yang meliputi sisi faktual, historis, dan tentu saja kemanusiaan itu sendiri. Secara langsung kita lihat sisi faktual dan kemanusiaan lebih khusus.
Fatal
Apa yang dilakukan “Israel” dengan menyerang warga Palestina yang sedang ibadah di masjid Al-Aqsha (7/5) merupakan satu fakta terbaru yang semakin menguatkan posisi “Israel” sebagai pihak yang melakukan agresi militer.
Sebagian pihak malah memandang itu sebagai aksi terorisme atas nama negara. Dan, berbagai macam sebutan yang pada akhirnya mengundang kutukan dan kecaman keras.
Sisi lain, penyerangan itu dilakukan di bulan suci Ramadhan. Kemudian di tengah-tengah pandemi belum usai. Jelas ini amat menyulitkan akal sehat publik bisa mencerna, mengapa dalam situasi yang semestinya semua menahan diri, ini kok malah mengundang perang.
Akibatnya jelas, warga sipil yang tak bersenjata harus jadi korban, termasuk anak-anak. Update sehari lalu (17/5) dikabarkan hampir 200 orang Palestina meninggal dunia, termasuk anak-anak dan wanita.
Sekarang mari bayangkan, bagaimana sekarang keadaan warga tak berdosa itu. Kalau mereka punya balita dan batita, atau bahkan sedang hamil. Rumah hancur, makan dan tidur tidak memadai, bahkan tempat istirahat pun di tempat-tempat darurat. Bagaimana kesulitan yang mereka alami?

Palestina yang sabar terus mendapat banjir dukungan
Jadi, sangat fatal memang kerusakan dan penderitaan yang ditimbulkan oleh penyerangan “Israel” itu.
Disaat yang sama, kala dunia menyeru dan mengutuk apa yang dilakukan “Israel” tampaknya negara yang disebut sebagian pihak sebagai palsu tetap ngotot melesatkan serangan demi serangan.
Ini berarti “Israel” bukan semata telah melakukan sebuah kejahatan terhadap Palestina, tetapi juga menolak aspirasi dan nurani kemanusiaan di bumi ini.
Jika tidak segera mengerti dan berhenti, boleh jadi ini akan semakin membuat “Israel” semakin tersudut dan merugi.
Langkah Kita
Di Indonesia, dukungan untuk Palestina juga sangat gencar. Mulai dari tokoh, masyarakat bawah, hingga pemerintahan sendiri. Jelas ini adalah satu sikap yang tepat.
Tepat secara konstitusional, tepat secara historis, karena soal Palestina dari awal Indonesia membela dan mendukung kemerdekaan Palestina. Secara faktual, penderitaan Palestina memang harusnya segera dihentikan.
Baca Juga: Bencana Datang Persaudaraan Mengembang
Berdasarkan itu semua, maka perlu terus dikuatkan dukungan ini dengan setahap demi setahap terus mengalami progresivitas.
Misalnya dengan segera meminta PBB untuk semua pihak yang terlibat dan berada di area dekat dapat segera membuka akses lembaga kemanusiaan datang mengirim bantuan dengan memberikan jaminan keamanan.
Termasuk akses dan jaminan keamanan untuk tenaga atau relawan medis, pendidikan, dan psikologis.
Jika rakyat dan pemerintah Indonesia dapat semakin kuat mendorong hal ini, boleh jadi dunia akan berbondong-bondong mendukung langkah Indonesia.
Lebih jauh, sangat terbuka peluang bagi Indonesia dalam hal ini mengambil posisi kepemimpinan di dalam pembelaan terhadap Palestina. Selain memang negeri ini dikenal mayoritas Muslim di dunia, inilah momentum yang secara historis Indonesia dapat “membayar” dukungan Palestina dahulu atas kemerdekaan bangsa ini. Allahu a’lam.*
Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda Hidayatullah