SCBD alias Sudirman, Citayam, Bojonggede dan Depok tidak saja viral karena agenda fashion show. Tetapi juga mengundang dua gubernur, yaitu Gubernur DKI Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil baku balas tentang SCBD.
Ketika Ridwan Kamil datang ke lokasi SCBD yaitu di Dukuh Atas Jakarta Pusat remaja anggota SCBD kemudian mengatakan bahwa Gubernur Jakarta adalah Ridwan Kamil.
Baca Juga: Inilah Pemimpin yang Suka dengan Diskusi Ilmiah
Mendapati fakta itu, Anies Baswedan kemudian memberikan respon sebagai balasan akan hal itu melalui akun twitter.
“Beginilah nasib saat kalah ganteng dan kalah tenar sama Gubernur tetangga. Bukan begitu, Kang @ridwankamil?”
Anies sendiri sempat emenmui para remaja itu, namun para remaja komunitas SCBD tidak mengenali Anies. Agak aneh juga, ya.
Balasan Ridwan Kamil
Menanggapi unggahan Anies Baswedan yang mencolek dirinya, Ridwan Kamil pun memberikan balasan.
“Hahaha. Udah minjem tempat, ga apal pula yg punya tempat. Mohon dimaafkan,” tulis Ridwan Kamil di kolom komentar.
Menurut Ridwan Kamil, pihaknya hadir ke SCBD karena undangan Gubernur DKI Jakarta guna meramaikan Citayam Fashion Week.
SCBD
Sebenarnya SCBD merupakan nama resmi Sudirman Central Business District yang berada di Jakarta Selatan. Belakangan warganet memlesetkan SCBD menjadi Sudirman Citayam Bojonggede Depok. Itu karena anak muda yang nongkrong berasal dari SCBD itu sendiri.
Rileks
Sisi yang menarik dari dua Gubernur itu adalah sikapnya yang rileks. Padahal kalau pejabat lainnya, boleh jadi akan “panik” dan potensial hal seperti itu menimbulkan ketegangan.
Seorang pemimpin memang idealnya juga bisa bercanda. Gus Baha dalam beberapa kesempatan pengajiannya sering mengucapkan bahwa ciri orang cerdas itu yang tertawanya keras. Maksudnya adalah hidupnya rileks.
Tidak kemudian segala keadaan, utamanya yang tak sesuai harapan menjadi pemantik emosi dan kehilangan kontrol diri.
Baca Lagi: Jangan Pernah Membenci Nasihat
Kita berharap, narasi politik ke depan, terutama yang lahir dari pemimpin yang rileks, sehingga rakyat bisa adem, tentrem dan nyaman bekerja. Media pun bisa menampilkan berita dan wacana yang sejuk namun mendorong bangsa ini lebih progresif dan beradab.*