Home Kajian Utama Bahaya Pemimpin Penuh Dusta
Bahaya Pemimpin Penuh Dusta

Bahaya Pemimpin Penuh Dusta

by Imam Nawawi

Berdusta memang tak terlihat dalam pandangan manusia. Namun itu tercatat dalam sejarah dan para malaikat yang bertugas mencatat perilaku manusia. Oleh karena itu jangan pernah lengah, sungguh dalam dusta ada bahaya, terlebih dusta yang dilakukan oleh pemimpin.

Dalam buku “Refeleksi Tiga Kiai” yakni A. Hasyim Muzadi, Didin Hafidhuddin, Ahmad Syafii Ma’arif termaktub penjelasan perihal pemimpin yang berdusta.

“Manusia paling hina di sisi Allah adalah yang tanpa malu-malu berbuat durjana tetapi justru sangat bangga diri dengan dosa-dosanya.

Baca Juga: Peran Pemimpin Negara yang Terus Merosot

Karena terlalu jengkelnya Baginda Rasulullah terhadap kelompok ini, sampai-sampai beliau menghardik dengan ancaman sungguh amat keras.

“Waylun il Mujaahir” (terkutuklah orang-orang yang membanggakan dosa-dosanya. Terjunlah kaian ke Neraka Wayl).

Mengaju jujur padahal berdusta sungguh-sungguh aib yang amat sangat tidak layak melekat pada diri seorang pemimpin atau calon pemimpin.” (lihat halaman 49 & 42).

Peringatan Nabi

Rasulullah SAW juga mengingatkan kaum Muslimin akan pemimpin yang suka berdusta.

“Sepeninggalku akan ada para pemimpin yang berdusta dan berbuat zalim. Barang siapa membenarkan kebohongan mereka dan membantu kezalimannya, ia bukan dari golonganku dan aku pun bukan dari golongannya, dan ia tidak akan datang ke Al-Haudh (telaga surga).” (HR. An-Nasa’i dan Tirmidzi).

Peringatan ini memang membutuhkan kekuatan “akal jauh” untuk mencerna.

Yakni kemampuan berpikir secara utuh dan mendalam perihal situasi dan kondisi di masa ketika dunia telah tiada karena Kiamat.

Jelas “akal jauh” butuh kekuatan spiritual. Tidak cukup rasio dan logika belaka.

Tetapi diyakini atau tidak, masa yang Rasulullah SAW sabdakan itu pasti akan terjadi.

Orang yang memiliki ketajaman “akal jauh” akan menghindarkan diri dari kehinaan yang Rasulullah SAW tegaskan tadi.

Kesempatan Berpikir

Jadi, setiap perbuatan manusia saat di dunia akan mendapatkan balasan kelak di akhirat.

Karena Allah memang menetapkan hukuman perilaku manusia sebagian besarnya berlaku di akhirat, maka dalam kehidupan dunia tak semua dosa langsung mendapat balasan siksa.

Sebab dunia memang Allah jadikan tempat bagi manusia untuk benar-benar berpikir dengan petunjuk-NYa (Quran dan Sunnah).

Yang pasti, setiap pilihan perbuatan ada kategorinya, nilai dan tentu saja balasannya.

Baca Lagi: Menghadirkan Pemimpin Adil

Balasan bagi pemimpin yang suka berdusta adalah tidak akan Allah pedulikan pada hari Kiamat.

“Tiga golongan yang tidak akan dilihat oleh Allah pada hari Kiamat: pemimpin yang berdusta, orang tua yang berzina dan orang miskin yang sombong.” (HR. Ahmad).

Kemudian Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang merasa dirinya besar atau sombong dalam berjalan, pasti dia akan bertemu Allah dalam keadaan murka kepadanya.” (HR. Ahmad).

Jadi, para pemimpin mestinya menghidupkan kesadaran “akal jauh” dengan sungguh-sungguh. Sebab betapapun diri bisa lolos dari cengkeraman hukum dunia, hukuman akhirat pasti terjadi, datang dan menghadirkan penyesalan luar biasa. Inilah dunia, ruang bagi para pemimpin memiliki kesempatan berpikir dengan baik.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment