Kata seorang teman sekarang kalau baca berita harus siap mental. Sebab hampir selalu berkaitan dengan kenaikan harga. Mulai dari harga BBM hingga terbaru harga tol dalam kota.
Baca Lagi: Negara Bahagia
Belum lagi kalau mencatat langkanya minyak goreng sampai tingginya harga kedelai yang sebabkan banyak warteg tak bisa lagi sajikan menu tahu dan tempe.
Terlepas dari mengapa itu semua terjadi, satu hal yang penting menjadi perhatian kita bersama adalah pertanda apa jika hal-hal seperti itu terjadi.
Garis Akhir
Jika kenaikan harga ini pemerintah tidak dapat mengendalikan, maka itu berarti jalan menuju garis akhir kekuasaan semakin dekat.
Arnold Toynbee menyatakan bahwa peradaban besar tidak mati karena dibunuh. Tetapi mereka mencabut nyawanya sendiri.
Satu sebab utama kehancuran peradaban ialah kepemimpinan yang buruk.
Ketika sebuah peradaban, katakan sekarang ini bangsa dan negara kepemimpinan tidak bagus lalu datang badai, maka kehancuran semakin dekat bahkan sangat dekat.
Keruntuhan akan berlangsung cepat dan pembangunan selama ini tidak bisa menjadi benteng yang melindungi.
Seketika layanan publik hancur, kekacauan merajalela, dan masyarakat bergerak tanpa regulasi dan nilai. Semua bergerak berdasarkan insting masing-masing.
Ibn Khaldun
Jelas situasi dan kondisi seperti itu penting kita cegah. Kala mau merujuk pendapat Ibn Khaldun, langkahnya jelas dan butuh komitmen.
Pertama, pajak hendaknya tidak mencekik rakyat, sehingga ekonomi tetap bertahan. Mungkin tidak tumbuh tetapi setidaknya jangan runtuh.
Sebab begitu pajak naik apalagi dalam banyak sisi kehidupan, maka hal itu, kata Ibn Khaldun, sangat berbahaya bagi produktivitas warga.
Baca Juga: Rumus Bahagia
Kedua, kemauan elit mengubah gaya hidup. Ibn Khaldun menyaksikan sendiri bagaimana Daulah Abbasiyah runtuh. Sebabnya sama dengan yang banyak terjadi pada negara-negara modern.
Yaitu korupsi, ketamakan, senang hidup mewah. Bagi rakyat pajak naik. Bagi pejabat gaji naik. Akhirnya rakyat hidup tersiksa.
Ketiga, kembalikan pajak dengan pelayanan yang lebih baik.
Dalam mengambil pajak dari rakyat, pemerintah harus memiliki komitmen tinggi mengembalikan dana pajak itu dalam bentuk pelayanan yang baik kepada publik.
Pemerintah mesti bijak bahwa dalam situasi sulit secara ekonomi, opsi menaikkan pajak untuk menutupi biaya birokrasi dan militer adalah satu pilihan yang beresiko fatal bagi kesejahteraan rakyat.
Lantas bagaimana kalau uang negara dari pajak justru mengalir pada proyek ambisius pihak berpengaruh dalam pemerintahan? Semakin sulitlah rakyat bergerak. Dan, semakin dekatlah dengan kondisi yang tak terprediksi.*