Home Kisah Bahagia Menurut 1000 Orang Lanjut Usia di Amerika
Bahagia Menurut 1000 Orang Lanjut Usia di Amerika

Bahagia Menurut 1000 Orang Lanjut Usia di Amerika

by Imam Nawawi

Siang kemarin (3/10/22) seorang teman memberikanku buku. Judulnya, “The Psychology of Money” karya Morgan Housel. Satu temuan yang menarik bagiku adalah pendapat 1000 orang lanjut usia di Amerka tentang kebahagiaan.

Ternyata, menurut ahli gerontologi Karl Pillemer yang menulis “30 Lessons for Living” menyebutkan bahwa pandangan tentang kebahagiaan dari 1000 orang lanjut usia yang ia wawancarai benar-benar berbeda.

Tak satu pun dari seribu yang berkata bahwa agar bahagia, kita harus mencoba bekerja sekeras mungkin agar mendapat uang untuk membeli barang-barang yang diinginkan.

Baca Juga: Kekayaan dan Popularitas Brad Pitt yang Menyusahkan

Kemudian ia menegaskan lagi, bahwa tak satu pun dari seribu yang berkata kita perlu sama kaya dengan orang yang di sekeliling, dan jika kita punya lebih banyak harta daripada mereka, itu keberhasilan betulan.

Tak satu pun dari seribu yang berkata kita harus memilih pekerjaan berdasarkan perkiraan pendapatan masa depan.

Lalu Apa?

Masih dalam buku The Psychology of Money, yang mereka anggap kebahagiaan adalah kala bisa memiliki persahabatan yang bermutu, menjadi bagian dari sesuatu yang bermanfaat besar daripada sekedar kesenangan diri sendiri.

Kemudian dapat menghabiskan waktu bermutu tanpa struktur dengan anak-anak.

“Anak-anak anda tak lebih mengiginkan uang Anda (atau apa yang bisa dibeli dengna uang Anda) dibanding dengan Anda sendiri. Khsuusnya, mereka ingin Anda bersama mereka,” tegas Pillemer.

Housel kemudian merekomendasikan kita semua.

“Ambillah pelajaran dari mereka yang telah hidup melalui segalanya: kendali atas waktu adalah dividen tertinggi yang diberikan uang.”

Islam

Kendali atas waktu satu istilah yang penting kita garisbawahi.

Berbicara itu saya teringat dengan sosok Ustadz Abdullah Said yang 24 jam hidupnya terkendali untuk dakwah, tarbiyah dan kemaslahatan umat.

Beliau bisa sholat malam setiap malam. Kemudian memiliki kader-kader yang unggul dan siap terjun ke medan dakwah secara terjun bebas.

Lebih jauh, walau kini ia telah tiada, warisan pemikiran dan perjuangannya tetap ada bahkan terus berkembang.

Dalam kata yang lain, jika 1000 orang tua di Amerika mengatakan bahwa kebahagiaan itu kalau kita punya persahabatan yang bermutu, apalagi kita. Yang Islam selalu meneekankan agar kita aktif membina silaturrahim dan persahabatan dalam rangka mengokohkan iman.

Baca Lagi: Mengisi Hari dengan Kebahagiaan

Dan, lihatlah bagaimana suatu bangsa dan negara hancur, kala mereka memandang bahagia itu adalah uang. Yang dengan itu mereka rela mencuri (menjadi koruptor), berbohong, dan berkarakter buas terhadap orang-orang lemah.

Jangankan dalam pandangan Tuhan, dalam pandangan 1000 orang tua di Amerika saja, orang yang seperti itu adalah yang benar-benar tidak bahagia.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment