Kalau seseorang bangun tidur, saat matahari telah menerangi bumi, maka ia pasti dalam kondisi lemah. Lemah semangat, lemah energi dan tentu saja paling nyata, lemah tujuan. Ketiadaan tujuan membuat orang merasa tak perlu mengatur waktu. Itulah awal dari orang sulit bahagia. Padahal bahagia bisa kita setting sejak pagi. Caranya?
Orang yang bahagia dari pagi adalah yang menyiapkan ragam agenda sejak sebelum tidur. Bahkan ia memejamkan mata setelah berdoa, agar Allah memudahkan langkah-langkah baiknya esok hari.
Secara empirik, orang yang ingin bahagia dari pagi, ia harus bangun minimal sebelum Subuh. Langkah itu akan memberi ketenangan kepada mental. Selain itu pikiran jadi lebih segar, tidak terburu-buru dan memiliki ruang untuk menjalankan rencana hari itu.
Shalat Subuh, Tiang Kebahagiaan
Pastikan untuk shalat Subuh. Bagus lagi kalau bisa berjama’ah ke masjid.
Shalat Subuh memberi dampak ketenangan dan kedamaian bagi mental. Hal itu karena shalat memberi pengaruh keseimbangan hormon dalam tubuh. Utamanya dalam hal menurunkan kadar stres dan meningkatkan hormon endorfin yang merupakan hormon kebahagiaan.
Bahkan secara neurologis, shalat Subuh membantu otak bisa lebih fokus dan tenang dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Jadi, jangan tinggalkan shalat Subuh.
Lakukan Hal Produktif
Setelah Subuh, jangan tidur lagi. Lakukan aktivitas produktif, seperti membaca buku, menulis atau membaca Alquran. Saya memanfaatkan waktu setelah Subuh dengan membaca dan menulis.
Ternyata langkah itu membuat motivasi baik terjaga. Kemudian kita bisa lebih produktif dan progresif dalam berpikir. Tidak saja dalam urusan kerja, tapi juga tentang bagaimana bekerja dengan makna.
Karena pagi secara sains adalah momen terbaik bagi aktivitas mental dan fisik. Oleh karena itu jangan sia-siakan pagi dengan hidup tanpa aktivitas baik, apalagi tanpa makna. Karena setiap orang bisa bahagia sejak pagi.*