Orang yang tidak mempunyai sesuatu, tidak mungkin memberikan sesuatu. Ungkapan ini populer bagi banyak santri di Indonesia. Sebab orang yang bisa memberi adalah yang memiliki.
Demikian pun soal kebahagiaan. Hanya orang yang bahagia yang mampu membahagiakan. Di sini posisi iman menjadi penentu.
Orang boleh jadi raja, punya banyak harta, tapi kalau hatinya lemah dari iman, apalagi tidak ada iman, akan sangat sulit dia membahagiakan orang lain.
Baca Juga: Tingkatkan Tema Obrolan
Jawabannya amat sederhana, karena dalam limpahan materi itu, hatinya masih merasa kurang, tidak aman, dan sangat ingin menambah dan terus menambah kekayaan.
Mentalitas seperti ini yang menjadikan banyak orang punya jabatan, kekayaan, pengaruh dan jaringan, tidak lagi memilih menajamkan kepekaan dan kepedulian. Baginya bahagia itu hanya kala dirinya menggenggam sendiri.
Perkataan
Selain hal di atas, kebahagiaan sebenarnya bisa dimiliki oleh insan beriman, bagaimana pun kondisi hidupnya. Kaya, miskin, sedang-sedang, pasti bahagia dan mampu membahagiakan, walau dengan senyuman atau perkataan.
Bahkan, sangat mungkin kebaikan dan kebahagiaan terus bertambah dalam hidupnya, karena seseorang benar-benar menjaga perkataannya.
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah [2]: 263).
Kalau diri sadar bahwa saat diri ingin bahagia adalah dengan menghadirkan kebahagiaan bagi sesama, walau dengan senyuman dan ucapan, maka ia akan benar-benar berupaya menyampaikan perkataan-perkataan yang baik.
Surga
Jadi, perkataan pun bisa membahagiakan diri dan sesama. Betapa beruntung orang yang benar-benar memelihara perkataan-perkataannya kepada sesama.
Tentu saja ini memang bukan hal mudah. Tetapi setidaknya diri sadar, bahwa belum sempurna, manusia memang harus terus berupaya dan berproses, jangan berhenti berjuang.
Baca Juga: Energi dari Sowan
Lebih jauh, seseorang yang mampu berbicara baik akan mendapat jaminan surga. Subhanallah.
“Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku untuk menjaga apa yang ada di antara dua janggutnya (lisan) dan dua kakinya (farji), maka kuberikan kepadanya jaminan masuk Surga.” (HR. Bukhari).
Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua mampu menjadi manusia yang bahagia dan membahagiakan. Walau hanya dengan senyuman dan perkataan. Allahu a’lam.
Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda Hidayatullah