Home Artikel Awal yang Sulit, Akhir Tidak Selalu Sama
Awal yang Sulit Akhir Tidak Selalu Sama

Awal yang Sulit, Akhir Tidak Selalu Sama

by Imam Nawawi

Awal yang sulit akhir tidak selalu sama. Judul itu muncul usai saya membaca Majalah Tempo edisi 23 Oktober 2022 dengan judul “Nyanyian Cepu Utusan Jenderal Sabu.”

Semua orang mengetahui bahwa Irjen TM yang baru saja mendapat perintah menjadi Polda Jatim, belum sempat serah terima, harus berurusan dengan institusinya sendiri.

Baca Juga: Rumus Hidup Bahagia

Menurut laporan Majalah Tempo TM melanggar kode etik. Ia pun segera ditahan selama 30 hari di ruang tahanan Divisi Porpram sejak 14 Oktober 2022.

Pelajaran

Ciri orang berakal menurut banyak ahli ilmu adalah selalu mampu mengambil pelajaran.

Menjalankan pekerjaan yang menguntungkan secara materi, tetapi merobek nurani, itu hanya akan menjadikan kehidupan seseorang pasti mengarah pada muara penyesalan dan kerugian.

Kita bisa bayangkan dengan mudah. Siapapun yang berurusan dengan narkoba kemudian mendapat keuntungan dengan benda haram itu. Cepat atau lambat, perbuatan akan diantarkan oleh waktu pada muara penyesalan itu.

Peran TM dalam soal benda haram itu, kata Majalah Tempo terungkap setelah Linda Pujiastuti alias Anita “bernyanyi.” Ya, saat Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya meringkusnya di Kawasan Kedoya, Jakarta Barat (12/10/22).

Sekalipun proses hukum sedang berlanjut, terutama kala sekarang Hotman Paris Hutapea tampil sebagai pengacara Irjen TM, kasus ini benar-benar “melelahkan” dan tentu saja tidak pernah Irjen TM bayangkan akan terjadi.

Terbaru, Hotman menegaskan bahwa TM sebenarnya adalah korban, buktinya semakin mengerucut katanya (26/10/22) seperti Kompas.com lansir.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/26/11444611/hotman-paris-teddy-minahasa-adalah-korban-buktinya-makin-mengerucut?page=all

Sama-Sama Sulit

Manusia sama menghadapi kondisi sulit kala memulai sesuatu. Entah itu kebaikan atau pun keburukan.

Misalnya A ingin mendapatkan uang kala dewasa. Ia rela belajar keras dan membangun karakter jujur dengan mengabaikan banyak tawaran rusak yang menggiurkan.

Sementara B tidak mau sulit. Ia ingin dapat uang dengan cara menipu atau melakukan kejahatan. Keduanya menghadapi kesulitan.

Tetapi sunnatullah-nya, A akan semakin hari akan semakin dekat dengan kemenangan. Sedangkan B semakin hari semakin gelisah, tidak tenang dan akhirnya bertemu muara penyesalan dan kerugian. Dan, itu baru babak dunia, belum babak terakhir, yaitu akhirat.

Baca Lagi: Negara Bahagia

Jadi, jika memang awalnya sama-sama sulit, lebih baik jadi seperti A. Ia akan berjumpa kebahagiaan. Jangan seperti B, yang akhirnya menyesal dan merugi.

Tetapi selama masih hayat dikandung badan, pintu taubat sangat terbuka lebar. Mari masuki, agar kelak duka dan penyesalan Allah ganti dengan suka dan kedamaian.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment