Siang hari saya membuka aplikasi media sosial dan terdapat berita menarik, yakni sebuah arus tentang tampil vulgar dari arena Olimpiade Tokyo.
Saya katakan arus karena memang berdasar fakta. Wajar kalau muncul harapan ada upaya perubahan. Bahkan mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Seperti Republika wartakan, tim senam Jerman memilih menggunakan seragam lebih tertutup dalam menjalani kualifikiasi dalam Olimpiade Tokyo (26/7).
Baca Juga: Jangan Pernah Membenci Nasihat
Hal itu sebagai kampanye mendorong perempuan dapat memakai apa yang mereka merasa nyaman menggunakannya. Sebab pelecehan seskusal dalam dunia senam bukanlah rahasia.
Tertutup Lebih Nyaman
Sarah Voss sebagai anggota tim mengatakan, “Kami ingin memastikan semua orang merasa nyaman dan kami menunjukkan ke semuanya bahwa mereka bisa mengenakan apapun yang mereka inginkan dan terlihat luar biasa, merasa hebat, apakah itu leotard panjang atau yang pendek,” kata dia.
Lebih jauh Voss menegaskan mengapa hal itu timnya lakukan.
“Kami ingin menjadi role model, membuat semua orang berani mengikuti kami,” kata Voss.
Dengan kata lain, pakaian tertutup lebih membuat perasaan lebih nyaman. Terbukti beberapa pihak memandang hal itu tidak buruk.
“Saya rasa sangat keren mereka memiliki keberanian untuk berdiri di arena yang sangat besar itu dan menunjukkan kepada perempuan-perempuan di seluruh dunia bahwa kalian bisa mengenakan apapun yang kalian inginkan,” kata pesenam Norwegia Julie Erichsen. Saya bertepuk tangan untuk mereka,” kat dia seperti Republika wartakan.
Tertutup Lebih Terhormat
Seorang wanita secara fitrah tentu sangat senang bila segala perhiasan ragawinya (aurat), sempurna tertutup dengan rapi dan aman.
Oleh karena itu tidak heran jika pesenam Norwegia Julie Erichsen langsung mendukung dan memberi applause untuk tim senam Jerman.
Secara sosial, telah banyak bukti mencatat bahwa kaum lelaki akan berpikir sangat panjang jika harus menikah dengan wanita yang kerap tampil memamerkan lekuk tubuhnya.
Wanita yang tampil tidak tertutup memang akan mengundang godaan dari kaum pria, tapi itu hanya sebagai kesenangan dan godaan belaka. Tidak ada cinta di sana.
Jadi, wajar, jika di arena senam putri, pelecehan seksual kerap terjadi. Karena memang dari hukum sebab akibat, sisi penyebab memang cenderung dapat “pembiaran”.
Pakaian Tertutup Lebih Sopan
Bahkan sejak 2019 silam sudah dikenal istilah modest fashion atau fesyen sopan. Dimana wanita tidak lagi berorientasi menggunakan pakaian untuk tampil seksi di depan umum.
Bahkan, negara Eropa pun, awalnya sangat senang menggunakan pakaian sopan ini. Inggris di tahun 1950-an wanitanya gemar menggunakan rok yang lebih panjang dengan lengan panjang.
Tentu ini satu fakta yang menarik sekaligus dirindukan oleh jiwa-jiwa yang menilai bahwa tubuh wanita tidak semestinya diumbar di ruang umum.
Pakaian Tertutup dengan Baik itu Ajaran Nabi
Dan, jauh sebelum era ini, pada 14 abad silam Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa sebaiknya wanita kala telah baligh memang baiknya menutup aurat dengan baik.
Rasulullah SAW pernah menegur Asma binti Abu Bakar ketika beliau datang ke rumah Nabi dengan mengenakan busana yang agak tipis.
Baca Lagi: Jadilah Top Skor Kebaikan
Beliau pun memalingkan mukanya sambil berkata, “Wahai Asma! Sesungguhnya, wanita jika sudah baligh maka tidak boleh tampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan).” (HR Abu Dawud dan al-Baihaqi).*