Setiap orang pasti ingin ke depannya lebih baik. Namun, apakah ada jalan baik bagi orang yang masa lalunya buruk?
Kebanyakan orang yang ingin melangkah menjadi baik, terbebani oleh masa lalu. Padahal, mengubah masa lalu cukup dengan mengubah haluan hidup kita.
Yakni dengan mengganti semua perilaku buruk dengan perilaku baik. Memang ada syarat yang tak mudah, yakni iman dan pertobatan.
Walakin, siapa mau bertobat dari masa lalu, yang kelam sekalipun. Sungguh Allah akan menerima dengan sangat terbuka.
Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an.
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 70).
Tobat Mengubah Arah
Mengapa Allah memberi jalan terbuka bagi orang yang bertaubat?
Secara logis, kita bisa memahami bahwa orang yang bertobat telah sadar. Ia sadar bahwa semua perilaku dosa itu buruk. Kemudian, ia ingin meninggalkan keburukan itu. Bahkan ia sadar bahwa iman dan amal saleh itulah yang seharusnya menjadi jalan hidupnya.
Nah, kepada orang yang demikian itu, sungguh Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Jika kita korelasikan dengan perintah Allah yang pertama, ‘Iqra”, kita memang harus benar-benar membaca. Hanya dengan membaca, kesadaran kita akan tumbuh, meningkat, dan mampu mengubah.
Oleh karena itu waktu yang Allah berikan kepada kita, harus benar-benar kita maksimalkan untuk menjadi lebih baik.
Komitmen Menjadi Lebih Baik
Selama kita masih hidup di dunia, peluang menjadi lebih baik tetap terbuka, sejauh kita sadar dan mau bertobat.
Tobat itu kita wujudkan dengan beramal saleh. Mulai dari salat, zikir, tilawah Al-Qur’an, sedekah, hingga membantu sesama.
Jika kita melakukan itu dan berhenti melakukan keburukan, maka Allah akan memberikan kebaikan. Lebih jauh lagi, Allah akan mengganti (balasan amal-amal buruk sebelumnya) dengan kebaikan.
Kisah sejarah mengajarkan kita dari Malik bin Dinar. Ia adalah seorang ulama luar biasa. Namun, masa muda dan masa lalunya juga sangat kelam.
Perjalanan waktu mengantarnya pada kesadaran. Ia berubah, bertobat, dan akhirnya menjadi ulama yang sangat inspiratif.
Jadi, jangan terkecoh masa lalu. Tataplah masa depan. Kemudian, perbaiki hari ini, tahap demi tahap. Betapapun kita memiliki dosa, Allah Maha Pengampun. Fokuslah pada sifat Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al-Ghafurur Rahim).*