Siapa tidak kenal Mohamad Salah yang orang akrab memanggilnya Mo Salah. Sosok pria kalem itu ternyata memiliki api perjuangan yang tak pernah padam.
Pria kebangsaan Mesir itu memiliki lika-liku hidup yang tak mudah.
Baca Juga: Menentukan Perjuangan Hidup
Langkah awal atas konsekuensi menjadi seorang pemain bola profesional membuat ia harus benar-benar berani mengambil keputusan besar.
Seperti mengedepankan latihan bersama tim sepakbola remaja Mesir dari pada sekolah, hingga akhirnya bergabung dengan Basel Swiss selama dua tahun (2012-2014).
Tetap Menyala Walau Tercampakkan
Selepas dari Basel, Mo Salah bermain untuk Chelsea dengan mahar senilai 11 juta Euro.
Namun, di tim London inilah ia benar-benar harus berjuang menyalakan api perjuangannya.
Dalam usia 22 tahun ia hanya tampil 18 kali di bawah asuhan Jose Mourinho dan hanya bisa mencetak 2 gol.
Akhirnya Mo Salah meninggalkan Chelsea menuju Fiorentina.
Motivasi Mo Salah, seperti tutur Fillipe Luis (bek asal Brasil) itu menjadi pilihannya karena ingin bisa bermain, ingin menunjukkan dirinya bisa bermain.
Ke Fiorentina Mo Salah berstatus pemain pinjaman, kemudian dipinjamkan ke AS Roma.
Akhirnya 2017, Mo Salah membuat Liverpool tertarik meminanngnya. Salah pun menjadi tim The Reds dan mencatatkan 118 gol dari 186 penampilan.
Bersama Liverpool ini MO Salah meraih banyak trofi, mulai Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala DUnia Antarklub dan terakhir Liga Inggris.
Energi Mo Salah
Jadi, memandang Mo Salah kita menemukan bentangan perjalanan hidup yang mengagumkan.
Ia memang bisa bersinar, tapi itu butuh pengorbanan besar.
Ia bahkan telah menginjakkan kaki di Eropa, namun ia harus benar-benar membuktikan diri.
Pengalaman pahit bersama Chelsea menjadikan ia rela menjadi pemain yang dipinjamkan hingga akhirnya Tuhan berikan jalan kemenangan.
Tentu pribadi seperti itu tumbuh dari sebuah kesadaran diri paling kuat yang membentuk energi seorang Mo Salah.
Ternyata ia adalah sosok yang gemar memperbaiki diri. “Saya selalu berusaha memperbaiki diri, bahkan ketika saya masih kecil.”
Baca Lagi: Salah-Mane Kian Unggul
Ia tahu apa yang harus selalu menjadi perhatian untuk peningkatan dirinya.
Ia berkata, saya ingin berlari lebih cepat, mencetak gol dari luar kotak dengan kaki kanan dan kepala.
Dan, sajian indah penuh heroisme akan menantikan kehadiran Mo Salah pada final Liga Champions nanti.
Bahkan 8 Mei 2022 ia akan menjadi satu penentu kemenangan saat The Reds menjamu anak asuhan Conte, Tottenham Hotspur. Luar biasa.*