Rapat dengar pendapat umum (RDPU) antara Komisi III DPR RI dan Menkopolhukam telah usai. Ada sesi dingin, panas dan sangat panas. Tapi, apa hasil rapat DPR-Menkopolhukam?
“Sudah tahu dividen, eh dividen. Hasil rapat DPR sama Pak Mahfud?” Bejo mengejutkan Asep yang sedang melipat pakaian di lantai.
“Tumben tanya rapat orang penting. Keren nih,” timpal Asep.
Baca Juga: Diskusi Politik Beradab
“Apa pendapatmu, Sep,” Bejo mencecar.
Asep mempercepat melipat pakaian. Kemudian mendatangi Bejo yang sedang duduk di sofa sambil melihat Youtube rapat DPR itu.
“Saya kira orang penting itu banyak gaya. Rapatnya banyak main gertak,” Asep mulai serius.
“Benar kok, ini saja begitu,” Asep menjawab sembari menggerakan jari telunjuknya ke layar smartphonenya.
“Jadi saudara, jangan gertak-gertak. Saya bisa gertak juga, saudara dihukum menghalangi penyidikan dan penegakan hukum,” Asep dan Bejo kompak melihat Mahfud MD berbicara.
Tidak Jelas
“Jadi, rapat itu menghasilkan apa?” Asep balik tanya ke Bejo.
Bejo nyengir dan meletakkan smartphone miliknya di meja.
“Sudahlah biar mereka yang menentukan hasilnya. Tapi rapat seperti itu memang tidak menarik buat kita anak muda, banyak gaya,” ucap Bejo yang disambut tawa oleh Asep.
Suasana hening, Bejo mengambil smartphone begitu pun Asep. Masing-masing menunduk, mencerling layar smartphone.
“Jo, Jo,” Asep mulai memegatkan suasana.
“Lihat ini, ternyata angka Rp. 300 triliunan yang jadi bahasan rapat itu senilai potensi zakat loh,” Asep menambahkan dengan mimik serius.
“Wah, enak itu. Tercapai potensi zakatnya,” Bejo nyaut sekenanya.
“Duh…. enak bagaimana, ini kan bukan dana zakat, dana negara. Padahal kalau potensi zakat tercapai Wapres bilang bisa mengentaskan kemiskinan. Bagaimana ini, ya….” Asep mulai kesal. Seperti biasa ia mau meninju.
Bejo terkejut. Lalu memegang tangan Asep.
“Santai bro, emosi tidak bikin tuntas masalah. Apa kamu mau bergaya seperti orang yang rapat tanpa hasil?”
Kita Tunggu
“Ok, saran bagus darimu, Jo,” ucap Asep sambil menarik tangannya dari genggaman tangan Bejo.
“Ya, kita lihat lagi berita nanti, apakah rapat itu menghasilkan keputusan yang bagus. Uang Rp. 300 triliunan itu bisa kembali ke negara dan jadi alat mensejahterakan rakyat,” Bejo menjawab.
Baca Lagi: Enak Mana Jadi Pejabat atau Rakyat?
“Aamiin,” tiba-tiba keluar suara dari Pak Daeng dari dapur yang melangkah ke depan membawa kantong belanja.
Asep dan Bejo hanya bisa tersenyum.
“Kalau berdoa, doakan juga harga kebutuhan pokok turun, ya. Ramadhan ini beras saja naik harganya. Kasihan rakyat, mana Ramadhan lagi” imbuh Pak Daeng dengan logat Makassar yang kental.
“Iya, ya…Pak Daeng,” kata Asep dan Bejo kompak. Seperti adatnya, mereka berdua pun tertawa bersama, kompak juga sambil menepuk paha kanan masing-masing.*