Namaku Anggun, lengkapnya Anggun D. Kini masih belajar di STIS Hidayatullah Balikpapan. Anggun punya kesan tentang menulis.
Ya, kesan itu muncul kala itu ikut kegiatan training jurnalistik yang Tim Media STIS Hidayatullah gelar pada 24 Februari 2023.
Temanya pun masih ku ingat, yaitu “Road To Ramadhan 1444 Training Jurnalistik & Literasi Zakat, Infak & Sedekah Mahasiswa Kaltim.”
Keterbatasan yang Menyuburkan
Narasumber adalah Ustadz Imam Nawawi, sosok yang merupakan salah satu kader Hidayatullah yang menekuni dunia kepenulisan, selain juga organisatoris, yang juga tokoh muda Hidayatullah.
Baca Juga: Menulis untuk Bermanfaat
Ustadz Rizky selaku WAKA 1 STIS Hidayatullah langsung mendampingi pria yang juga punya website masimanawawi.com itu.
Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sangat seru.
Tidak lain karena pada sela-sela beliau menjelaskan juga semakin renyah karena ada aksesoris penjelasan berupa canda dan berbagi pengalaman.
Banyak pengalaman beliau yang dapat saya jadikan motivasi dalam menulis.
Ketika salah satu peserta bertanya bagaimana sebagai wanita dengan segala keterbatasan yang ada bisa untuk mengembangkan kreatifitas, beliau menjawab mantap.
“Keterbatasan bukan masalah, bahkan dari keterbatasan itulah orang bisa menghasilkan karya besar. Jadi sebenarnya tidak ada yang salah pada keterbatasan, yang ada hanyalah kita belum memulai dan terus terkungkung oleh pikiran tentang keterbatasan.”
Mengapa Saya Harus Menulis
Dalam training ini beliau membawa tema besar yaitu “Kenapa Saya Harus Menulis?”
Kemudian tema “Menulis Sebagai Sarana Dakwah.”
Mengapa saya harus menulis akan memberikan peta biru bagi siapapun yang ingin menulis, sehingga tidak angin-anginan.
Menulis dengan niat dakwah akan jadikan diri terus terpanggil, sehingga tertantang terus membaca dan terus menulis.
Mengutip ucapan Maman Suherman, Ustadz Imam katakan, menulis itu membaca dua kali bahkan berulang kali.
Pada akhir sesi sebagai penutup beliau berkata, “Merasa Merugilah Orang Yang Tidak Menulis.”
Sebuah ungkapan yang membuatku, Anggun, merasa seperti dapat tamparan keras. Mengapa selama ini belum menulis.
Baca Lagi: Menulis itu Memulai.
Namun ku akan berusaha ke depan untuk selalu menulis, menulis, menulis. Karena menulis itu ternyata juga mengamalkan perintah penting dalam Alquran, yakni Iqra’, membaca. Bukan sekali dua kali, tetapi berkali-kali, abadi.*