Home cerita Andai Dr Sjahrir Melihat Debat Capres
Andai Dr Sjahrir Melihat Debat Capres

Andai Dr Sjahrir Melihat Debat Capres

by Imam Nawawi

Dr Sjahrir, mungkin banyak anak milenial dan gen-z yang belum atau tidak mengenalnya. Ia adalah sosok aktivis tulen, ekonom, sekaligus politikus Indonesia (1945-2008).

Ungkapannya yang menarik dalam wawancara bersama Republika adalah “Saya tidak bisa bersikap diam melihat sesuatu yang menurut saya menyimpang dari keadilan.”

Hal itu menunjukkan Dr Sjahrir adalah pribadi yang senantiasa berupaya memperbaiki atau mengubah situasi zalim menjadi penuh keadilan.

Sebagai sosok cerdas dan punya kesempatan hidup lebih baik dengan menekuni dunia akademik, Dr Sjahrir tetap menggeluti dunia aktivis karena kesadaran akan pentingnya moral, etika dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga: Debat Capres Malam Ini, Siapa Berjaya?

Jadi, anak muda penting mengenal Dr Sjahrir dari sisi idealisme, prinsip hidup dan pengorbanannya untuk kehidupan bangsa Indonesia yang adil dan jauh dari penyakit kronis bernama korupsi.

Harapan

Dr Sjahrir menjalankan prinsip hidup tersebut karena sebuah harapan.

“Untuk membuat perubahan yang mendorong terciptanya masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan, butuh pemerintahan yang bersih dan berwibawa.”

Harapan itu karena Dr Sjahrir melihat Indonesia masih terkena penyakit kronis, yakni masalah korupsi.

Ia mengatakan salah satunya, “Pemerintah yang sekarang, menurut saya, adalah pemerintahan yang korup.”

Artinya ia sadar dan ia tahu harus melangkah bagaimana untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik.

Kalau kita pakai pikiran dan harapan Dr Sjahrir itu, bisa kita asumsikan bahwa Indonesia 2045 tidak akan sampai kepada kondisi emas, kalau korupsi masih merajai jiwa dan cara berpikir para pemangku kebijakan.

Mendorong Debat

Debat capres rupanya ramai pada era itu, sekitar tahun 2003 dan seterusnya.

Dr Sjahrir mengatakan, “…,Saya optimis. Apalagi kalau ada debat publik sebelum dilakukan pemilihan.”

Menurutnya, debat publik memberi ruang bagi masing-masing calon memaparkan pemikiran-pemikiran dan komitmen (peta jalan) mereka memperbaiki keadaan bangsa, dari sisi hukum, ekonomi maupun keadilan.

“Kalau itu dilakukan, maka masyarakat saya yakin gagasan-gagasan saya akan diterima masyarakat,” tegasnya kepada Republika.

Hal itu karena ketentuan dalam undang-undang, bahwa calon presiden harus menyampaikan gagasan-gagasannya.

“Ini yang membuat saya mempertanyakan, kalau debat publik tidak ada, media yang akan digunakan seperti apa. Sekarang ini kita tidak bisa lagi memilih pemimpin seperti memilih kucing dalam karung.”

Baca Lagi: Hallo, Siap Ya, Pertalite Dibatasi!

Jadi, debat capres itu memang untuk melihat apa gagasan, pemikiran dan ide dari para calon. Bukan apa yang para calon perselisihkan pasca debat.

Sebagai rakyat kita harus fokus apakah masing-masing kandidat telah punya ide, pendapat, atau gagasan yang memadai untuk Indonesia lebih baik. Itu yang harus kita underline.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment