Home Artikel Belum 6 Tahun 54% Anak Indonesia Main Media Sosial
Belum 6 Tahun 54% Anak Indonesia Main Media Sosial

Belum 6 Tahun 54% Anak Indonesia Main Media Sosial

by Imam Nawawi

Media sosial siapa yang tidak kenal. Bahkan saking populernya sebuah riset menyebutkan 54% anak Indonesia belum genap 6 tahun sudah aktif bermain media sosial.

Angka itu tentu sangat penting menjadi perhatian semua pihak, terutama para orang tua.

Baca Juga: Media Sosial yang Gaduh

Tetapi, situasinya makin sulit, karena banyak orang tua secara sengaja memang memberikan fasilitas handphone kepada anak-anaknya agar tenang, diam dan tidak mengganggu konsentrasi orang tua.

Padahal, media sosial bukanlah tempat yang mutlak aman. Sangat mungkin anak-anak di bawah umur itu terpapar konten yang tidak patut yang juga dapat memicu penyakit mental.

Dampak Langsung

Bermain media sosial bagi anak sangat memungkinkan mereka keasyikan alias kecanduan.

Jika sampai pada tahap kecanduan, maka mereka akan mengalami aktivitas harian yang tidak baik. Mulai dari kurang tidur, mudah gelisah dan sulit berkonsentrasi.

Seorang ayah dari empat anak pernah bertutur bahwa pernah suatu waktu, jelang dini hari ia melihat anaknya masih asyik main handphone.

Siang harinya, anak itu tidur sepanjang hari. Sore baru terbangun dengan wajah yang tidak seperti anak pada umumnya. Pucat dan badan lemas.

Kalau anak itu harus sekolah, maka jelas, di kelas ia akan tertidur dan kalau pun mampu bertahan, ia akan kekurangan energi untuk bisa menyerap pelajaran dengan baik.

Selain itu anak akan gelisah jika tidak segera melihat media sosial. Ia sangat ingin tahu apakah postingan-nya mendapat banyak respon dari teman-temannya atau tidak.

Ketika itu terjadi, maka anak cenderung akan asyik dengan diri sendiri, sehingga potensial ia kesulitan dalam komunikasi bahkan asosial menjadi sangat tinggi.

Langkah Solusi

Menjawab itu semua orang tua perlu solusi tersendiri. Tidak bisa main larang apalagi tanpa penjelasan memadai.

Pertama, sampaikan bahwa media sosial ada sisi positifnya. Yaitu memudahkan komunikasi dan menantang untuk bisa membuat konten yang baik.

Namun media sosial juga bukan ruang yang aman bagi anak-anak secara keseluruhan. Oleh karena itu pembatasan menjadi satu langkah penting.

Hal ini harus mampu dikomunikasikan dengan baik oleh orang tua kepada anak.

Kedua, buat kesepakatan untuk jadi pegangan antara anak dan orang tua dalam hal media sosial.

Jika telah terbentuk kesepakatan itu, maka bersikaplah tegas dan tetap humanis. Jangan sampai orang tua kehilangan kelembutan kepada anak.

Ketiga, orang tua harus menyempatkan waktu dialog, ngobrol, diskusi sama anak-anak. Kemudian ajak mereka silaturrahim ke keluarga, teman dan kolega dengan tanpa membawa handphone.

Baca Lagi: Pentingnya Rem di Media Sosial

Tunjukkan betapa asyiknya berbincang, dialog dan bercengkerama dengan sesama tanpa harus terganggu oleh handphone.

Kelima, orang tua memang harus menjalankan apa yang menjadi pesan Nabi Muhammad SAW. Bahwa belajar itu sepanjang hayat.

Jadi, jangan panik, jangan mengeluh, apalagi menyerah. Tetap tenang, lakukan upaya yang mungkin diambil dan teruslah belajar untuk mengasuh anak dengan baik.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment