Semakin waktu kehidupan sekarang semakin mundur bahkan hancur. Mulai dari moral, hukum, politik dan kini ekonomi. PHK yang melanda perusahaan raksasa digital menjadikan kita semua bertanya. Benarkah ekonomi digital telah ambruk?
Belum lama ini beredar berita bahwa PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo memberhentikan 1.300 pekerjanya.
Langkah itu adalah dalam rangka menjadikan perusahaan mampu bertahan. Langkah penghematan pun mesti jadi pilihan.
Baca Juga: Dakwah Sesuai Perkembangan Digital
Fenomena PHK raksasa digital bukan saja melanda Indonesia, tetapi juga dunia. Meta dan Twitter, termasuk Amazon pun juga melakukan pilihan pemutusan hubungan kerja itu. Konon, PHK itu akan terus berlangsung sampai awal 2023.
Perubahan
Situasi dan kondisi itu mengindikasikan bahwa dunia telah berubah. Digital yang dahulu menjadi andalan dalam bisnis kini tidak lag dapat orang andalkan.
Artinya, akan sangat mungkin ke depan, seorang pedagang, memang harus punya lapak dalam alam nyata. Tidak lagi cukup dalam bentuk toko digital.
Mari perhatikan, Meta harus mem-PHK 11.000 alias 13% dari total karyawan. Angka yang bukan kecil.
Kata Mark Zuckerberg, situasi buruk itu terjadi karena adanya penurunan ekonomi makro, meningkatnya persaingan serta hilangnya sinyal iklan. Akibatnya sekelas Meta yang punya Facebook dan WA pun harus mengalami penurunan pendapatan yang signifikan.
Selain itu seperti lansir Koran Tempo (19/11/22) Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus berpendapat bahwa ini adalah ketidakpastian yang menghantam ekonomi digital.
Penyebanya adalah tren inflasi serta kenaikan tingkat suku bungan. Akhirnya terjadilah krisis yang melanda berbagai negara.
Kekuatan Dunia Nyata
Fenomena runtuhnya ekonomi raksasa digital memberikan sebuah petunjuk terang kepada kita semua, bahwa dunia maya tidak bisa jadi andalan untuk kekuatan ekonomi yang sesungguhnya.
Meski demikian, tidak berarti kita harus berbondong-bondong meninggalkan dunia maya. Tetap ada peran dan kekuatan, tetapi sekarang kita melihat, keterbatasan dunia digital.
Baca Lagi: Raih Bahagia dengan Dakwah
Langkah bijaksana ialah kita memulai kembali membangun kekuatan dunia nyata. Mulai dari pertanian, perdagangan, hingga pendidikan.
Oleh karena itu sembari situasi dan kondisi keruntuhan ekonomi digtital terus menjadi perhatian media, sebagai individu, masyarakat bahkan negara, kita harus kembali berpikir, bahwa kejayaan yang sejati itu ada pada dunia nyata.*