Home Hikmah Amal Terbaik
amal terbaik

Amal Terbaik

by Mas Imam

Sebagian orang punya impian menjadi A, B, dan seterusnya. Karena memang kalau dapat jadi A, B, dan seterusnya kehidupan akan berubah menjadi jauh lebih serba mudah. Pada akhirnya sebagian manusia lupa untuk melakukan amal terbaik.

Di Indonesia sendiri tercatat nama-nama – tapi kita tidak usah sebut di sini – orang yang dengan kedudukan tinggi kemudian ditarik ke dalam penjara dan meninggal di hotel prodeo itu.

Ketika menduduki jabatan tinggi, hartanya banyak. Ada yang sampai hampir setengah triliun Rupiah. Posisinya selalu di puncak.

Baca Juga: Memberi Makna Hadirkan Energi

Meski demikian, tetap saja, namanya jabatan itu indah, menarik dan tampak sangat elok. Wajar saja jika sekelas Abu Dzar ra juga menyampaikan hasrat itu kepada Rasulullah SAW.

Kuat dan Amanah

Suatu hari, Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku (seorang pemimpin)? Lalu, Rasul memukulkan tangannya di bahuku, dan bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya, dan menunaikannya (dengan sebaik-baiknya).” (HR Muslim).

Hadits itu memberikan penjelasan bahwa menduduki suatu jabatan kepemimpinan itu harus kuat dan amanah.

Rasulullah dalam hal itu benar-benar mencari dari kalangan sahabat, siapa yang kuat dan amanah. Jadi, tidak sembarang dikasihkan. Apalagi sebatas karena rasa dan kasihan.

Sebab sebuah jabatan jika dipikul oleh orang yang lemah dan tidak amanah, kelak akan sangat tersiksa di hadapan Allah Ta’ala.

Dengan demikian setiap jiwa hendaknya menyadari, sampai dimana kekuatan dirinya sanggup memikul amanah jabatan. Jangan sampai karena jabatan, kehidupan bahagia justru sebatas utopia.

Mengingat Allah

Islam tidak pernah memandang manusia karena kedudukan, jabatan dan keturunan, tetapi apa amal perbuatannya.

Oleh karena itu, dalam Islam, siapapun berkesempatan meraih kedudukan yang tinggi di sisi-Nya.

Dan, untuk mencapai itu, beragam amalan telah Allah sediakan. Satu di antaranya adalah mengingat Allah.

“Maukah aku ingatkan kalian dengan suatu amalan yang paling baik; amalan yang paling suci pada apa yang kalian miliki, paling tinggi derajatnya; lebih baik dan utama bagi kamu sekalian daripada menginfakkan emas; lebih baik bagi kamu sekalian daripada kalian berhadap-hadapan dengan musuh, kalian pukul lehernya dan mereka pun memukul leher kalian?” Para sahabat menjawab, “Tentu kami mau, ya Rasulullah.” Lalu Nabi bersabda, “Mengingat Allah.” (HR Tirmidzi).

Sepintas amalan ini seperti sederhana dan sudah dilakukan dalam keseharian. Tetapi sebenarnya tidaklah sesimpel itu dalam makna dan pengejawantahannya.

Jika seorang menjadi pemimpin lalu ia ingat kepada Allah, itu artinya dalam mengemban amanah ia tak sempat berpikir bagaimana memperkaya diri, apalagi korupsi.

Tetapi kalau ia lupa kepada Allah alias tidak mengingat Allah, maka mumpung menjabat segala jenis kekayaan akan ia kumpulkan untuk masa depan dalam pikirannya.

Baca Lagi: Malas Mikir?

Selama menjabat, orang seperti itu tidak akan pernah mengeluarkan kebijakan yang membahagiakan dan menenteramkan rakyat.

Menariknya, amalan mengingat Allah ini, bisa dilakukan oleh siapa saja, tak harus menunggu jadi pejabat. Dari sekarang, siapa saja dan dimana saja, bisa mengamalkannya.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment