Alquran dan jejak digital, apakah ada korelasinya? Tugas kita sebagai hamba Allah adalah terus berusaha memahami, sebagaimana mata harus melihat mana jalan yang aman dan jalan yang berbahaya.
Alquran selalu superior terhadap apapun itu, termasuk perkembangan teknologi mutakhir. Saya menemukan ada sisi kesamaan Alquran dan jejak digital.
Baca Lagi: Menghidupkan Alquran
Tetapi untuk lebih mudah memahami bahasan ini, kita akan mulai dari sifat dari dunia digital yang kemudian menyisakan yang namanya jejak digital.
Rekam Perilaku
Satu sisi yang sangat menonjol dari dunia digital adalah jejak digital. Pada jejak digital itu terekam semua perilaku orang yang menggunakannya.
Tidak heran kalau Mikael Krogerus dan Roman Tschappeler dalam buku “The Decision Book” mengatakan bahwa Google, Facebook dan Netflix lebih tahu tentang apa yang pengguna inginkan daripada siapapun, termasuk pakar sosial, psikologi atau pun marketing.
Jadi, kekuatan yang sangat besar pada era digital adalah siapa yang memiliki data berupa jejak digital seluruh pengguna. Bahkan kedua orang penulis itu mengatakan, pada tahun-tahun mendatang, analisis cerdas para ahli tak lagi begitu diperlukan.
Karena asisten yang bernama kecerdasan buatan (AI) mampu mensuplai data secara realtime. Bahkan, handphone dalam genggaman manusia bisa memberikan report, dalam sepekan berapa jam menggunakan WhatsApp, Facebook, Instagram atau pun browser dan lainnya.
Belakangan Kominfo heboh dengan aturan PSE yang mewajibkan semua aplikasi dan web mendaftarkan diri. Tujuannya apa, tidak lain adalah menguasai data, yakni jejak digital rakyat Indonesia.
Petunjuk Keselamatan
Alquran, memang tidak merekam jejak digital kita. Tetapi Alquran menyajikan rekaman jejak kehidupan umat manusia.
Dari yang zalim, sewenang-wenang, sampai kepada kisah dan jejak kehidupan para kekasih-Nya, yang sabar, penuh optimisme dalam mengisi kehidupan.
Manusia yang kehidupan dunia hanya melakukan keburukan, maka matinya pun dalam kondisi buruk dan menghinakan.
Alquran sebagai petunjuk keselamatan hidup dunia dan akhirat umat manusia menggambarkan bagaimana hasil dari perbuatan buruk orang yang zalim.
Mereka baru sadar bahwa sebab mereka ke neraka adalah beragam amal buruk yang telah Allah rekam melalui ketetapan-Nya. Lalu mereka meminta agar Allah mengembalikannya ke dunia. Tetapi, tidak ada artinya lagi.
“Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.” (QS. Al-An’am: 28).
Baca Lagi: Alquran dan Nalar Sehat
Dengan demikian jangan terlalu kaget dengan adanya jejak digital yang “menelanjangi” aktivitas dunia maya kita.
Sebab saat kita hidup dalam alam dunia ini, Allah juga merekam segala aktivitas kita sehari-hari, bahkan sampai pada lintasan hati dan gerak-geriknya sekaligus. Kelak akan Allah buka sebagai bukti paling nyata, tentang siapa kita. Subhanallah.*