Sungguh siapapun tak dapat memungkiri, bahwa kini umat Islam dan ajaran Islam berada dalam keadaan lemah dan terus mendapat hinaan dari berbagai arah. Namun, ingat sejarah, Allah selalu menjaga Islam ini.
Ketika bangsa Mongol dengan keangkuhan dan keserakahannya telah merobek-robek negeri umat Islam, pada akhirnya langkah biadab mereka terhenti karena hadirnya sosok pemimpin besar, Saifuddin Quthuz.
Ialah pemimpin yang bijak sekaligus kuat. Peka terhadap harapan dan cita-cita umat, mampu menghentikan perselisihan dan menyatukan kembali persatuan mereka.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Niat
Bahkan kala Islam Andalusia runtuh, Islam dengan peradaban mulia tumbuh di Turki, hingga lahirlah peradaban Islam dalam kawalan Daulah Utsmaniyyah.
Terkini pun sama, ketika propaganda mendiskreditkan Islam begitu massif dan terus menerus, justru banyak orang yang ada di Eropa dan Amerika tercerahkan, lalu bersyahadat, memeluk agama Islam.
Kepemimpinan
Berarti satu wasilah penting untuk umat Islam kuat dan ajaran Islam terpelihara dengan baik adalah hadirnya kepemimpinan.
Dengan adanya kepemimpinan masyarakat akan tahu perkara penting apa yang mesti menjadi pilihan utama.
Dalam sejarah, ketika Mongol mendekati Mesir untuk penyerangan, sultan Mesir kala itu, Sultan Quthuz mengajak masyarakat bersiap (lihat buku Saifuddin Quthuz Sang Penakluk Bangsa Tartar karya Ash-Shawi Muhammad Ash-Shawi).
Namun, karena kepemimpinan sebelumnya tidak berjalan efektif, masyarakat memandang seruan itu tidak menarik. Untuk apa perang, lebih baik hidup tenang dan bisa lancar cari makanan.
Bahkan rakyat meminta agar Quthuz menghentikan niat perang melawan serangan Mongol. Namun, berbekal kegigihan dan keteladanan, akhirnya rakyat sadar bahwa mereka memang harus bangkit, hadapi serangan dengan gagah berani.
Artinya satu kesadaran besar dan gerakan kebangkitan sulit akan hadir dalam satu kehidupan masyarakat, jika kepemimpinan tidak ada dan tidak efektif.
Akhirnya masyarakat Mesir yang secara alamiah merupakan bangsa yang taat dalam Islam, menyambut dengan antusias seruan jihad melawang Mongol.
Perkuat Ukhuwah
Berikutnya wasilah penting untuk Islam tetap terpelihara dengan baik adalah ukhuwah.
Ahzami Samiun Jazuli dalam bukunya “Hijrah dalam Pandangan Alquran” menuturkan dengan gamblang.
“Persaudaraan yang benar tidak akan tumbuh dari lingkungan yang kering.
Baca Lagi: Kepemimpinan Tidak Gratis
Ketika di sana tersebar kebodohan, kekurangan, kemalasan, kekikiran, sikap statis dan keenganan untuk melakukan kebaikan, tidak mungkin akan berdiri sebuah persaudaraan atau tumbuh suburnya rasa cinta.”
Dalam kata yang lain ukhuwah adalah kondisi yang menghendaki satu sama lain saling mencerdaskan, jauh dari kekikiran dan kemalasan.
Ketika umat Islam memiliki kepemimpinan yang baik kemudian ukhuwah yang kokoh, insha Allah umat Islam akan bangkit dan diperhitungkan.*