Morgan Housel dalam bukunya “The Psychology of Money” menerangkan bahwa sebagai insan, kita harus selalu membuat rencana yang tidak sesuai dengan rencana. Mungkin menggelitik kala sisi rasional akal yang bekerja. Namun biasa saja kala iman yang memahami, karena Allah Yang Maha Menetapkan.
Morgan kemudian melakukan pengamatan bahwa dalam hidup ini setiap orang hanya bertemu dengan peluang, bukan kepastian.
Jadi, siapa yang ingin memastikan segala sesuatu dalam kehidupan ini, boleh jadi dan sangat mungkin ia akan kehilangan sisi kemanusiaannya.
Baca Juga: Tenang Bersama Allah, Sudah Tahu Caranya?
Kisah Qarun yang gemar menghimpun kekayaan lalu memamerkannya, saya kira cukup menjadi bukti. Bahwa Tuhan Yang Maha Menetapkan sangat tidak suka kepada manusia yang ingin semua pasti dengan pikiran dan kekuatan atau kekuasaannya yang semu dan profan.
Lupin
Lupin, ini nama tokoh dari buku. Buku itu menjadi bacaan favorit seorang Assane Diop, lelaki Senegal yang akhirnya sebatang kara hidup di Prancis. Dan, benar-benar menerapkan semua karakter seorang Lupin dalam buku itu.
Singkat kata, Diop sangat lihai dalam membuat rencana yang segenap polisi Prancis seperti jadi bahan olokan. Karena aparat keamanan itu selalu mudah untuk tertipu dengan cara Diop melangsungkan aksi “kriminalnya.”
Namun, terlepas dari semua rencana yang Assane Diop susun, sebagian tidak berjalan mulus. Bahkan pada level rencana ia telah dikabarkan mati pun, masih ada orang yang percaya bahwa Assane Diop tidak mati.
Terbukti Diop datang ke sebuah gereja, usai membaca surat kabar dan mendapati nomor yang mengharuskan ia menghubunginya. Dalam kata yang lain, Diop, tak sempurna dalam berencana.
Bahagia dengan Memahami
Ternyata dalam hidup ini orang akan bahagia bukan soal ia berhasil atau tidak.
Ia sukses atau tidak dalam melaksanakan setiap rencana. Akan tetapi, dari semua lika-liku hidup, ia mampu tidak memahami bahwa dalam kehidupan ini ada Allah Ta’ala Yang Maha Menetapkan.
Kalau kesadaran ini hadir dalam sistem berpikir anak manusia, maka ia tidak akan galau, suka mencari kambing hitam atau apapun yang buruk bagi dirinya.
Ia akan merenung dan menemukan jawaban terang bahwa rencana Allah jauh lebih baik, bahkan sempurna.
Baca Lagi: Untuk Apa Terus Belajar?
Lihatlah kisah-kisah Nabi dan Rasul, yang kehidupan mereka penuh tantangan dan ujian. Namun saat mereka sabar dan syukur serta teguh dalam iman, kebahagiaan Allah hadirkan.
Dan, itulah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang hanya bisa diraih oleh orang yang intelektual dan spiritualnya berpadu, membentuk satu karakter unggul dalam Alquran, yakni “Ulul Albab.”*