Home Artikel AI Serius dan Lucu
AI Serius dan Lucu

AI Serius dan Lucu

by Imam Nawawi

“Ambyar tenan ini AI (Artificial Intelligence).” Begitulah cuitan Ismail Fahmi di akun Twitternya @ismailfahmi. Dari ocehan Ismail Fahmi di Twitter kita bisa tahu bahwa AI memang bisa serius sekaligus lucu.

Lucu bisa kita ambil dari tema tentang Australia yang khwatir warganya yang menjadi turis di Indonesia terkena hukum pasal perzinahan UU-KUHP.

Pada AI kemudian pendiri drone emprit itu meminta agar AI membuat iklan promosi wisata agar Turis Australia tidak khawatir secara sarkasme. Nah berikut hasilnya (dengan saya jadikan beberapa paragraf agar tidak bosan membacanya).

Baca Juga: Teknologi dan Ibadah

“Hai warga Australia! Jangan khawatir tentang hukum pasal perzinahan di Indonesia. Kami akan memastikan Anda terhindar dari semua masalah yang mungkin Anda hadapi saat berkunjung ke negara kami.

Anda bisa tenang-tenang menikmati keindahan pantai-pantai tropis kami, atau bahkan mencoba makanan lokal yang terkenal pedasnya.

Dan jangan lupa, jika Anda tertangkap melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan hukum kami, kami akan memberikan Anda diskon hukuman. Jadi, datanglah ke Indonesia dan nikmati liburan Anda dengan tenang.”

AI Serius

Seorang senior pun dalam WA Grup mengirimkan video singkat perihal bagaimana AI bisa memberikan apa yang kita mau.

Senior itu menuliskan “Tolong Buatkan Pengantar Filsafat Ilmu 400 Kata.”

Dalam tempo sekian detik, muncullah naskah tentang Filsafat Ilmu dengan sangat cepat, rapi dan lumayan, daripada mikir.

Senior itu kemudian menambahkan keterangan, “Mengapa tidak dahulu teknologi ini hadir. Jadi kita tidak perlu repot-repot membaca.”

Untungnya kampus kami kuliah, STAIL Surabaya, melarang mahasiswa menggunakan hp. Jadi, ada AI atau tidak, semua tugas makalah perkuliahan harus lewat pikiran.

Lalu Apa AI itu?

AI atau kecerdasan buatan merupakan salah satu bagian dari ilmu komputer. Tujuannya AI mampu bekerja jauh lebih baik daripada manusia.

Wajar jika sebagian pihak menilai ke depan, penulis, arsitek, ilustrator dan beberapa jenis skill lainnya akan hilang karena AI menggantikannya.

Baca Lagi: Kreatif Melihat Indonesia

Nah kelebihan AI antara lain adalah murah dan konsisten. Cara kerjanya lebih cepat dan hasil lebih baik.

Sisi kekurangannya AI akan jadi tidak menarik atau bahkan lucu kalau yang manusia minta belum tersetting dalam sistem komputer dan programnya.

Nah sedikit pertanyaan serius, apa yang harus kita lakukan dengan AI yang semakin massif?

Jawaban itu hanya ada dalam Islam. Yakni tetap cerdas dengan menjadi manusia yang berakhlakul karimah. Soal ini AI mungkin bisa memberi referensi, tetapi tidak dengan teladan. Dan, satu hal lagi, jangan sampai AI menjadi lebih bisa daripada manusia, utamanya dalam hal berpikir. Karena berpikir termasuk perintah penting dalam Alquran.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment