Home Uncategorized Agama Dibenci Agama Dinanti
Agama Dibenci Agama Dinanti

Agama Dibenci Agama Dinanti

by Imam Nawawi

Seiring usainya gelaran Forum Agama negara-negara anggota G20 di Nusa Dua Bali, 2-3 November 2022, mencuat kembali narasi agama harus mampu menjadi solusi bagi problematika masyarakat dunia.

Kala berpidato dalam bentuk video, 2 November 2022, Presiden Jokowi mengharapkan tokoh agama harus melakukan kerjasama untuk berkontribusi dalam menyolusikan problematika masyarakat global.

Baca Lagi: Islam yang Luas dan Dalam

“Tokoh agama dari berbagai agama harus bekerjasama untuk meningkatkan kontribusi agama dalam menyelesaikan masalah-masalah dunia untuk mengurangi rivalitas dan menghentikan perang demi dunia yang damai, dunia yang bersatu, dan dunia yang bekerjasama untuk mewariskan kebaikan bagi generasi mendatang,” seperti lansir Tempo.co.

Kalimat itu memberikan petunjuk kepada kita semua, bahwa agama memiliki peran kunci, bahkan sangat strategis dalam membangun masyarakat dunia yang damai. Saat ini agama tak lagi dibenci. Tetapi benar-benar dinanti.

Berarti dunia memasuki babak baru. Setelah sekian lama agama kerap jadi kambing hitam aksi kekerasan dan perpecahan, sekarang orang mulai menyadari bahwa agama sebagai ajaran harus manives dalam kehidupan nyata umat manusia.

Mendamaikan

Harapan Presiden Jokowi, termasuk mereka yang hadir dalam forum itu, bahwa agama harus bekerja dan kontributif untuk perdamaian dunia, merupakan satu harapan yang tepat.

Sebab, agama, katakan dalam hal ini Islam, memang mendorong agar umatnya mampu menjadi juru damai, mendamaikan orang yang berselisih.

Secara eksplisit Nabi SAW memberikan pesan yang tegas dan jelas.

“Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan.

Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya.

Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim.

Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya”.(HR. Muslim).

Pendek kata, kalau umat Islam, menyadari pentingnya mendamaikan sesama yang berselisih, kemudian berhasil, maka umat yang lain akan melihat bagaimana agama dalam bentuk ajaran fungsional dalam kehidupan sosial masyarakat.

Dengan demikian, penduduk dunia melihat keindahan ajaran Islam. Dan, jika itu terjadi, maka sudah barang tentu umat dari agama lain akan mempersilakan umat Islam menjadi teladan dalam perdamaian.

Sumber Konflik

Ivan Al Khanif Aditya dalam bukunya “Sejarah Perang Dunia I: 1914-1918” menegaskan bahwa sebab umum terjadinya konflik dalam hal ini perang adalah persaingan ekonomi, politik dan militer.

Nah, apakah sumber perang hari ini, antara Rusia dan Ukraina juga sama, perebutan kekuatan ekonomi?

Langkah-langkah ekspansi China dan Amerika misalnya, apakah itu karena dorongan komitmen menata dunia, atau benar-benar ingin menjadi penguasa terkuat dalam hal ekonomi, politik dan militer?

Singkat kata, kita sepertinya tidak terlalu berbeda pendapat, bahwa ekonomi selalu jadi alasan mengapa konflik bahkan perang sampai terjadi.

Sementara kita semua memahami bahwa sifat agama adalah mempersatukan. Ekonomi harus menjadi kekuatan pemersatu, bukan pemecah belah.

Jika kemudian para pemimpin negara-negara dunia menyadari, bahwa agama adalah subjek penting untuk bisa mengakhiri perang atas dasar ekonomi itu. Jawabannya bukan pada saya beragama A, B atau C.

Baca Lagi: Tetaplah Menuntut Ilmu

Tetapi, sudahkah umat beragama, katakanlah Islam, mampu memanivestasikan ajaran islam dalam realitas kehidupan.

Jadi, forum R20 sebenarnya menantang kita semua, yang mengaku beragama. Mampukah memberikan bukti bahwa agama yang kita yakini hidup dan memelihara kehidupan umat manusia dan dunia.

Pada level inilah, sejak sekarang umat Islam harus siap menjadikan agama eksis dan menjadi solusi bagi permasalahan dunia, sehingga harapan agama bisa menyelesaikan persoalan dunia, benar-benar bukan utopia.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment