Alquran itu mukjizat, salah satu buktinya orang yang dekat dengan Alquran akan selalu sehat, utamanya hati dan pikiran. Begitu ulama kita, As-Sa’di menafsirkan. Karena Alquran itu adalah obat (QS. 41: 44).
Sebagian orang memahami itu. Namun, sebagian mungkin masih belum bisa membuktikannya. Lalu, bagaimana kita merasakan sendiri bahwa Alquran itu adalah obat?
Inilah 3 langkah untuk bisa merasakan Alquran sebagai obat.
Langkah Pertama
Sebagai manusia kita harus menyadari dalam hidup ini manusia tidak saja hadir dengan kebutuhan fisik tetapi juga jiwa (hati).
Dan, sebagaimana fisik manusia yang bisa sakit, hati (ruhani) manusia juga demikian.
Buktinya sangat sederhana, pernahkan kita melihat orang yang kaya, makan enak, semua bisa mereka lakukan, tetapi hidupnya selalu gelisah?
Baca Juga: Alquran dan Jejak Digital
Orang seperti itu adalah yang terkena penyakit hati. Seperti kanker dalam tubuh, hatinya terserang tumor ganas bernama syahwat.
Penyakit itu (kemunafikan, keraguan, kezaliman) menghalangi manusia dari memahami iman.
Akibatnya ia sulit mentaati Allah dan Rasul-Nya. Hanya kala ia sadar hatinya berpenyakit dan mau mensucikannya, maka iman akan tumbuh dan kuat dalam qalbunya.
Langkah Kedua
Ketika diri tidak atau belum bisa membaca Alquran sebagaimana umumnya orang yang rutin membaca Alquran, maka bisa menjalankan saran dari sahabat Nabi SAW.
Dalam sebuah kisah, ada individu yang datang kepada Abdullah Ibn Mas’ud dengan kegelisahan hatinya. Dia meminta petunjuk dari Ibn Mas’ud atas kekacauan jiwanya.
Ibn Mas’ud kemudian menyarankan orang itu untuk mendalami Alquran, mendengar qiroah orang lain, menghadiri majlis tilawah Alquran. Kemudian merenungkan makna ayat-ayat Allah di dalamnya.
Setelah menjalani saran Ibn Mas’ud untuk lebih dekat dengan Alquran, orang itu merasa jiwa dan raga kembali tenang, pikiran menjadi lebih terang, dan tubuhnya semakin bugar.
Langkah Ketiga
Bacalah Alquran dengan niat untuk memahami dan mengamalkannya. Bahkan lebih jauh jadikan setiap bacaan ayat Alquran sebagai penerang alam akal dalam berpikir. Itulah yang kita kenal dengan istilah “tadabbur.”
Agar Alquran bisa kita rasakan nikmatnya sebagai obat, kita memang harus punya niat untuk memahami dan mengamalkan ayat-ayat Alquran yang kita baca.
Boleh bertekad khatam sebulan sekali, satu juz sehari, tetapi jangan meninggalkan langkah untuk memahami ayat yang kita baca.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad: 29).
Baca Lagi: Sikap Pantang Menyerah, Kamu Harus Punya
Jadi, sebenarnya kalau kita mau seksama memperhatikan, orang yang bahagia dan sehat wal-afiat dalam hidup ini adalah yang jiwanya memahami Alquran dan meyakininya secara baik, sehingga pikiran, perkataan dan perbuatannya menebar manfaat. Itulah orang yang sehat, waras alias tidak majnun.*