Zaman yang serba cepat, seperti sekarang, kita harus benar-benar menata kehidupan dengan baik. Langkahnya? Ini yang akan jadi bahasan kali ini. Setidaknya ada 3 langkah yang bisa kita lakukan untuk bisa menikmati hari begitu indah.
Targetnya jelas, bagaimana setiap hari kita bisa merasakan hal-hal yang begitu indah. Tak terlupakan, bahkan memberi manfaat. Bukan tambah beban dari waktu ke waktu.
WHO pada 2019 itu mengatakan bahwa ada 301 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan kecemasan. Bahkan 58 juta anak-anak dan remaja juga demikian. Apakah kita termasuk orang yang mengalami itu, anxiety disorder?
Apa yang terjadi kalau seseorang masuk angka itu? Pertama sering gelisah tanpa sebab. Hari-hari terasa gundah, tidak ada lagi kata indah. Pikiran kalut, perasaan tak menentu. Pikirannya cenderung kepada yang buruk dan bahkan berbahaya.
Oleh karena itu kita perlu untuk menata hidup kita dengan baik, sehingga setiap hari kita melihat bahkan merasakan keindahan.
Langkah Pertama, Bangun Lebih Dini
Sekarang coba cek, jam berapa bangun tidur. Semakin dini seseorang bangkit dari pembaringan, semkin bagus. Bagus bagi fisik dan mental serta kualitas hidup secara menyeluruh.
Kalau bagi seorang Muslim, bangun lebih awal artinya punya kesempatan untuk taqarrub (mendekat) kepada Allah, melalui shalat Tahajud, tadarus dan tadabbur Alquran. Bahkan bisa juga dengan berzikir.
Salah satu penyebab gelisah adalah dosa. Semakin seorang Muslim tekun tahajud, peluang dosanya terkikis tinggi. Bahkan potensi Allah hapus dosa itu semakin besar. Mengapa dosa jadi beban, karena itu kesalahan. Satu hal yang nurani sendiri tidak ingin melakukannya.
Salah mengelola perasaan berdosa bisa fatal. Tapi dengan tekad bangun lebih awal, insya Allah hati lebih siap menghadapi realtias dengan bekal kekuatan spiritual.
Kedua, Pilih Bersyukur daripada Mengeluh
Bersyukur mengundang energi hebat. Mengeluh menghilangkan potensi diri yang kuat.
Allah berjanji bahwa tidak akan mendatangkan beban apalagi siksaan kepada orang yang mau bersyukur (Lihat QS. An-Nisa: 147).
Syukur, tentu saja bukan sebatas berucap “Alhamdulillah”. Itu ekspresi syukur, perlu kita hadirkan. Namun sejatinya syukur itu gemar beramal shaleh. Terhadap orang hobinya beraal baik, Allah telah menyiapkan balasan yang banyak. Dan, siksaan itu Allah hadirkan hanya untuk orang yang kufur, tidak mau bersyukur.
Satu hal penting jdi catatan, Rasulullah SAW bersbda: “Orang yang paling bersyukur kepada Allah dari kalian adalah orang yang paling berterima kasih kepada manusia.” (HR. Thabrani dan Ahmad).
Artinya bersyukur melahirkan sikap hormat, menghargai, dan respek kepada sesama. Terutama mereka yang berjasa besar dalam hidup seseorang. Seperti orang tua, guru, teman yang mengajak pada iman dan seterusnya. Syukur dalam hal ini, ia mendoakan, merawat dan memelihara tali persaudaraan.
Ketiga, Target Kebaikan
Satu hal lagi, coba untuk memiliki target kebaikan dalam setiap hari. Itu boleh berupa apapun hal yang positif. Misalnya sehari membaca buku. Sehari harus tadarus Alquran dan lain sebagainya.
Menarget diri melakukan kebaikan itu cara yang baik untuk meningkatkan kualitas hidup. Lebih dari itu, kalau kita konsisten, kita akan memiliki kebiasaan positif. Orang yang setiap harinya, pikiran dan tindakannya positif, ia pasti akan bahagia setiap saat.
Semakin seseorang komitmen melakukan itu, semakin ia tumbuh jadi pribadi hebat semakin kuat. Kata Buya Hamka, manusia itu budak kebiasaan.
Dengan demikian, 3 langkah ini penting jadi pemahaman dan arah membangun tindakan yang dibiasakan. Insya Allah hari-hari ke depan akan selalu indah. Bukan karena hari itu tidak hujan dan hati tidak bertemu masalah, tapi karena kita tahu apa yang membahagiakan hati hari ini dan nanti.*