Belajar kadang kala jadi aktivitas kurang mendapat minat anak-anak. Hal ini karena dalam belajar memang ada kesulitan-kesulitan yang setiap anak kudu bisa mengatasinya.
Pantas kalau Imam Syafi’i memberikan peringatan berupa kekuatan mental kepada siapa pun anak-anak yang ingin mendapatkan ilmu yang berkah dan manfaat.
Baca Juga: Semangat Belajar Berbicara Walau Tak Lagi Kuliah
Mulai dari kecerdasan (berarti siap belajar sungguh-sungguh). Semangat (tak boleh mudah menyerah). Sungguh-sungguh (tidak boleh asal-asalan). Berkecukupan (butuh biaya). Bersahabat dengan ustadz (guru). Dan, membutuhkan waktu yang lama (harus siap berproses).
Nah, apa saja kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh anak-anak itu?
Kesulitan-Kesulitan
Pertama, bisa membaca tetapi tidak memahami. Saya sering meminta anak-anak membaca di rumah. Mereka bisa melafalkan teks itu jadi suara dengan sangat lancar. Tetapi ketika saya bertanya coba jelaskan maksudnya, anak-anak masih belum mengerti.
Ini berarti mereka memahami membaca sama dengan melihat. Hanya saja ukuran banyak guru kala mendidik adalah soal kecepatan melafalkan teks menjadi bunyi. Belum sampai kepada pemahaman. Untuk anak tingkat SD mulai kelas 4 skill ini sangat baik untuk setiap orangtua melatih anak-anaknya.
Harusnya, ketika anak-anak membaca, ia bisa memahami kemudian menjelaskan dengan baik maksud dari apa yang menjadi bacaannya itu, sehingga terbentuk satu pemahaman yang lebih kuat terhadap tema yang dibaca.
Kedua, tidak bisa menulis. Kesulitan kedua sifatnya turunan dari kesulitan pertama. Ketika anak sulit memahami apa yang dibaca, maka ia akan sulit mendeskripsikannya, apalagi dalam bentuk tulisan.
Tapi kesulitan kedua ini hanya bisa kita atasi dengan cara terus mengajak anak tekun berlatih.
Sisi lain, kenapa sulit menulis, bukan karena malas, tapi ada yang tak beres dari pengaturan pemikirannya. Ini dampak dari tidak bisa membaca dalam arti yang sesungguhnya.
Ketiga, kesulitan berkomunikasi dan berbahasa. Hal ini terjadi karena anak kesulitan memahami pesan, lewat tulisan atau pun lewat bahasa lisan. Dalam kata lain, kesulitan pertama dan kedua belum teratasi.
Penulis buku “Mencerdaskan Anak” yaitu Suharsono sering mengatakan bahwa manusia tidak mungkin menyampaikan sesuatu di luar batas pikirannya. Artinya kalau anak sulit berkomunikasi dan berbahasa, berarti memang kosa kata dalam diri butuh untuk selalu ditingkatkan. Caranya banyak membaca, rajin menulis.
Solusi
Mengatasi itu ada upaya solusi yang bisa kita lakukan. Yakni dengan selalu mengajak anak membaca sejak dini.
Kemudian melatih anak untuk menulis menggunakan alat tulis, belajar dan praktik menulis. Kemudian ajak mereka dialog atau diskusi bersama keluarga.
Baca Lagi: Inilah Kunci Jadi Milenial Sukses
Seorang kolega yang lama tinggal di London pernah berkata kepada saya, boleh jadi sebab orang Indonesia tidak terampil mengungkapkan gagasan dan aspirasinya karena anak jarang mendapat kesempatan berbicara di depan keluarga. Utamanya kalau ada tamu, para orangtua selalu tidak mengizinkan anak-anaknya menyampaikan sesuatu. Solusi lain mari sama-sama kita kembangkan.*