Home Kajian Utama 3 Bukti Seorang Hamba Bersyukur
3 bukti seorang hamba bersyukur

3 Bukti Seorang Hamba Bersyukur

by Imam Nawawi

Bersyukur itu meliputi tiga hal. Menurut Imam Ghazali (Baca Ringkasan Ihya’ Ulumuddin) yaitu kala seorang hamba bersyukur dalam hati, lisan dan perbuatan. Jadi tiga hal itu harus senantiasa terkendali dalam syukur kepada Allah Ta’ala.

Bersyukur dengan hati maknanya selalu mengingat Allah Ta’ala, sehingga tidak melupakannya. Kemudian bersyukur dengan lisan mewujud dalam ucapan tahmid, “Alhamdulillah.”

Baca Juga: Umat Islam Harus Kuatkan Sumber Daya Insani

Bersyukur dengan anggota tubuh artinya menggunakan nikmat-nikmat Allah Ta’ala dalam mentaati-Nya dan mengindari penggunaan nikmat untuk mendurhakai-Nya.

Mari Check List

Imam Ghazali melanjutkan bahwa seorang hamba yang terus berusaha bersyukur dengan hati, lisan dan perbuatan akan sampai pada tingkat ikhlas. Ia akan selalu merasa cukup dengan apa yang Allah anugerahkan dalam hidupnya.

Ia tidak mudah menyerah apalagi putus asa apabila nikmat pada dirinya hilang. Sebab ia telah sampai pada keyakinan bahwa semua adalah milik Allah. Dan, apapun yang ada dalam dirinya adalah titipan-Nya.

Nah sekarang mari check list, apakah hati ini sering mengingat Allah atas segala kenikmatan hidup yang Allah berikan. Apakah diri merasa itu karena kecerdasan dan kerja kerasnya sendiri.

Kemudian lisan ini. Apakah selalu mengatakan bahwa semua adalah dari Allah. Karena hanya Allah Yang Maha Terpuji. Ataukah kemana-mana kita mengatakan bahwa diri inilah yang hebat. Dan, tidak menyebut Allah sedikit pun.

Perbuatan, apakah dengan nikmat harta, kesehatan dan kecerdasan tambah jabatan, badan ini mengarah pada syukur atau kufur. Semua ini harus terus-menerus kita periksa, agar syukur benar-benar kokoh dalam diri.

Jangan Kufur

Sungguh syukur itu adalah satu kebutuhan manusia kepada Allah. Sebab tidak ada satu pun yang hadir dalam hidupnya melainkan itu adalah pemberian Allah semata.

Jangan sampai menjadi pribadi yang kufur. Sebagaimana perilaku orang-orang yang Allah cap sombong. (Lihat Surah Al-Isra: 83).

Itulah manusia yang kufur. Terhadap nikmat hidup merkea mengaku itu hanya usaha pribadinya, kecerdasan dan pengalamannya.

Sementara apabila mendapati kesulitan, seketika ia menjadi orang yang mudah berputus asa. Ia lupa kepada Allah yang Maha Mengatur semua hal.

Baca Juga: Membangun Fokus dan Arus

Manusia yang demikian telah terjebak pada realitas temporer. Kesadarannya pun bersandar sepenuhnya hanya pada rutinitas dan kebiasaan sehari-hari. Seolah kehidupan dunia sebatas itu saja.

Oleh karena itu mari sadar bahwa diri ini sangat butuh untuk bersyukur kepada-Nya. Sebab nikmat yang Allah berikan kepada manusia benar-benar tidak ada satu pun orang yang bisa menghitungnya (QS. An-Nahl: 18).*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment