Sore itu (13/3), di Masjid Astra Agro Lestari, Pulogadung, Jakarta Timur, suasana kajian menjelang buka puasa terasa begitu hangat. Para jamaah duduk rapi, menyimak setiap kata dari Koh Dennis Lim, seorang dai inspiratif yang hari itu menjadi pemateri. Dari sekian banyak hal yang beliau sampaikan, ada dua pesan utama yang benar-benar membekas di hatiku.
1. Sukses Itu Tentang Ketundukan kepada Allah
Menurut Koh Dennis, sukses bukan sekadar soal uang, jabatan, atau popularitas. Sukses sejati adalah bagaimana seseorang menundukkan dirinya kepada Allah.
Banyak orang yang memiliki segalanya—harta melimpah, karier cemerlang, kedudukan tinggi—tetapi tidak pernah shalat, tidak peduli dengan aturan Allah. Apakah itu sukses? Tidak, kata Koh Dennis.
“Sukses itu bukan soal seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa dekat kita dengan Allah,” ujarnya.
Definisi ini mengajarkan bahwa keberhasilan hidup bukan hanya tentang pencapaian duniawi, tetapi juga bagaimana kita tetap tunduk dan taat dalam setiap langkah.
2. Jadilah Ahli di Bidangmu, Hingga Masyarakat Membutuhkanmu
Pesan kedua yang tak kalah penting adalah pentingnya memiliki kompetensi yang mendalam.
Koh Dennis bercerita tentang seorang pemuda yang memilih fotografi sebagai jalan hidupnya. Ia tidak sekadar menjadikannya hobi, tetapi benar-benar mendalaminya dengan serius.
Setiap hari ia belajar, membaca buku, menonton tutorial, dan terus meningkatkan kemampuannya. Sampai suatu hari, ada seseorang yang ingin menikah dan meminta jasanya sebagai fotografer. Namun, jadwalnya sudah penuh hingga empat bulan ke depan.
Yang mengejutkan, calon pengantin itu berkata, “Kalau begitu, saya akan menikah lima bulan lagi. Yang penting Anda yang menjadi fotografernya.”
Dari kisah ini, Koh Dennis ingin menegaskan bahwa jika kita mengasah keterampilan dengan sungguh-sungguh, maka keahlian itu akan dicari dan dibutuhkan banyak orang. Bukan hanya sekadar bekerja, tetapi menjadi seseorang yang dipercaya dalam bidangnya.
Dua pesan ini sederhana, tetapi sangat mendalam.
Sukses sejati adalah ketika kita tetap tunduk kepada Allah, dan kehidupan akan terasa lebih bermakna ketika kita memiliki keahlian yang bermanfaat bagi banyak orang.
Ramadhan ini, mungkin kita bisa bertanya pada diri sendiri: Apakah tujuan sukses kita sudah benar?
Dan apakah kita sudah menjadi seseorang yang keberadaannya benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat?*